Dalam Undang-undang No. 56/Prp/1960 ditegaskan bahwa minimal pemilikan tanah pertanian yaitu 2 Ha. Namur demikian rata-rata luas tanah pertanian (sawah) yang dimiliki petani sudah berada dibawah batas minimum yang ditentukan.
Melihat kondisi tersebut, maka penyusun merumuskan permasalahan berapa banyaknya rumah tangga petani yang tergolong klasifikasi petani gurem dan petani kecil serta petani menengah dan petani besar, rata-rata luas tanah sawah yang dimiliki oleh petani dan untuk mengetahui hubungan luas tanah sawah yang dimiliki dengan pendapatan petani.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif dengan analisis tabulasi, balk tabulasi frekwensi maupun tabulasi silang. Dengan maksud untuk
memaparkan fenomena yang ada di Kecamatan Karanganom
sehingga dapat diperoleh kesimpulan.
Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Jenis data yang diperlukan adalah data primer dan data sekunder. Dengan mengambil jumlah sampel sebanyak 48 responden.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa persentase petani gurem dan petani kecil di desa penelitian lebih besar dibandingkan dengan petani menengah dan petani besar, adapun persentasenya: di Desa Jeblog petani gurem dan petani kecil sebanyak 92%, petani menengah dan petani besar sebanyak 8%. Untuk Desa Karanganom petani gurem dan petani kecil sebanyak 75%, petani menengah dan petani besar sebanyak 25%, sedang�kan di Desa Soropaten petani gurem dan petani kecil sebanyak 96%, petani menengah dan petani besar sebanyak 4%. Rata-rata pemilikan tanah sawah oleh petani sampel di Desa Jeblog sebesar 0,3748 Ha, untuk Desa Karanganom sebesar 0,5657 Ha, sedangkan untuk Desa Soropaten. sebesar 0,2329 Ha-. Dari hasil pengolahan data tentang luas pemilikan tanah sawah dengan pendapatan petani didapat bahwa semakin luas tanah sawah yang dimiliki semakin besar pendapatan yang diperoleh.
Hasil pertanian dari mengusahakan-sawah oleh petani, tidak hanya di pengaruhi oleh luas tariah yang dimiliki, tetapi dipengaruhi pula oleh cara pengolahan sawah dan jenis tanaman yang diusahakan. Hal ini terlihat dari adanya petani sampel yang mendapatkan hasil pertanian yang lebih rendah meskipun tanahnya lebih luas.