Undang-undang No. 56/Prp/1960, membatasi pemilikan tanah pertanian per keluarga minimal dua hektar. Berdasarkan hasil Sensus Pertanian luas pemilikan tanah pertanian semakin menurun, pada tahun 1993 luas pemilikan tanah pertanian di Indonesia sebesar 0,74 hektar dan khusus Pulau Jawa 0,47 hektar.
Fenomena tersehut menarik hagi penyusun untuk mengadakan penelitian tentang luas pemilikan tanah pertanian khususnya tanah tambak garam dihuhungkan dengan pendapatan petani dan i usaha tambak garam tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara luas pemilikan tanah tambak garam dengan pendapatan petani dan i usaha tambak garam dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Wedung, yang memiliki tanah tambak usaha garam sebanvak delapan desa yang diambil tiga desa secara purposive dengan pertimbangan desa yang memiliki luas tanah tambak paling luas, sedang dan paling sempit.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder dengan teknik pengumpulan datanya adalah studi dokumentasi, kuesioner, ohservasi dan wawancara. Pengambilan sampel dan i populasi secara random sampling. Kemudian dianalisa secara statistik dengan tabulasi silang dan analisis korelasi menggunakan program SPSS 6.0 for Windows.
Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian dibuktikan bahwa Pendapatan petani dari usaha tambak garam yang memiliki luas tambak kurang dani dua hektar belurn mampu memenuhi kebutuhan hidup minimumnya. Luas pemilikan tanah tambak garam berkorelasi positif dengan pendapatan petani dari usaha tambak garam. Berdasarkan analisis korelasi di peroleh angka korelasi sebesar 0.8148, sedangkan nilai probalilitasnya adalah 0.00 karena kurang dan i 0,05 maka angka korelasi yang diperoleh benar-benar signifikan dan bermakna.