"Saleh Anakku! Kau harus selalu ingat bahwa cucuran keringat dan getah dari kebun kita itu tak lagi mudah mengucurkan uang. Ayah harap dengan terus memberimu peluang untuk bersekolah, suatu saat kau akan menjadi orang yang berguna bagi negeri kita, juga membantu keluarga kita. Di tanganmulah nanti tanggung jawab utama ini akan Ayah bebankan. Harap Ayah ada padamu. Kau satu-satunya.

Kepada anak Ayah, Abu Bakar! Sebenarnya Ayah tak sanggup berkata-kata dan menuliskan kalimat ini. Berat sekali rasanya. Ayah tak tega demi membayangkanmu. Tapi Ayah harus membuat keputusan. Mungkin ini terasa tak adil bagimu. Tapi menurut Ayah, setelah Ayah timbang masak-masak, inilah keadilan yang bisa Ayah berikan. Ayah terpaksa memintamu untuk berhenti. Ayah tak punya cukup biaya untuk menyekolahkan kalian berdua!"