Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui permasalahan perumahan yang ada di Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman yang berkaitan dengan persyaratan administratif dan teknis, serta untuk menguji arah dan besar pengaruh dari faktor yang diduga mempengaruhi timbulnya permasalahan perumahan di Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman. Beberapa faktor tersebut antara lain luas kavling tanah, asal jenis penggunaan tanah, dan penghasilan penghuni.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai dengan
pendekatan deskriptif eksplanatori. Lokasi penelitian di Kecamatan Mlati,Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Populasi penelitian ini ada dua yaitu populasi wilayah yang merupakan seluruh perumahan berpenghuni yang ada
di wilayah Kecamatan Mlati dan populasi responden adalah seluruh penghuni perumahan yang ada di wilayah Kecamatan Mlati dengan teknik pengambilan sampel ditentukan secara acak. Data dikumpulkan melalui survei, studi dokumen,
dan observasi.

Analisis data yang digunakan untuk mancapai tujuan pertama
dengan menjabarkan secara deskriptif permasalahan perumahan yang ada di Kecamatan Mlati, dan untuk tujuan kedua dilakukan dengan analisis regresi linear berganda, dengan menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas terdiri dari luas kavling tanah (X1), asal jenis penggunaan tanah (X2), dan penghasilan penghuni (X3), sedangkan variabel terikat (Y) adalah jumlah permasalahan perumahan.

Hasil penelitian ini adalah, 1) Permasalahan perumahan di Kecamatan Mlati terkait dengan pemenuhan persyaratan administratif dan teknis antara lain terdapat perumahan yang tidak berizin, pengembangan perumahan dengan metode
pecah kavling, pembangunan perumahan tidak dilengkapi dengan site plan, perumahan tidak dilengkapi dengan IMB, dan prasasana dan sarana yang kurang memadai. 2) Secara keseluruhan, luas kavling tanah, asal jenis penggunaan tanah,
dan penghasilan penghuni berpengaruh nyata terhadap jumlah permasalahan perumahan. Pengaruh ketiga variabel tersebut secara bersama-sama sebesar 60,1%.

Secara parsial, penghasilan penghuni mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap jumlah permasalahan perumahan dengan arah hubungan yang negatif, setiap peningkatan satu simpangan baku penghasilan penghuni akan menurunkan jumlah permasalahan perumahan sebesar 0,0000002538 simpangan baku.