
PERPUSTAKAAN STPN
Pengarang | Agus Sudarmadi |
Penerbit | BPN RI STPN |
Tempat Terbit | Jogjakarta |
Tahun Terbit | 2014 |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | - |
Kolasi | - |
Subjek | Pemanfaatan Teknologi Gnss |
Media | Skripsi |
Abstrak | |
Bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 memberikan dampak yang luar biasa bagi masyarakat di sekitar lereng merapi yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, harta benda dan kerusakan fisik sumberdaya tanah. Melalui PVMBG ditetapkan suatu kawasan rawan bencana yang di bagi kedalam tiga tingkatan yaitu KRB III, KRB II dan KRB I yang dituangkan dalam satu peta kawasan rawan bencana pascaerupsi Gunung Merapi 2010. Berdasarkan peta tersebut KRB III merupakan zone larangan bagi hunian tetap untuk permukiman, KRB II merupakan kawasan yang masih boleh untuk hunian permukiman penduduk dengan sangat terbatas sedangkan KRB I merupakan daerah bahaya akibat dari banjir lahar dingin. Peta KRB tersebut untuk kondisi dilapangan secara tidak langsung tidak dapat menunjukkan daerah mana yang aman maupun tidak aman untuk hunian. Untuk itu perlunya suatu kegiatan demarkasi/penegasan batas dilapangan dengan memanfaatkan teknologi GNSS CORS. GNSS CORS merupakan suatu sistem navigasi dan penentuan posisi yang memiliki stasiun aktif dilengkapi receiver yang dapat menerima sinyal dari satelit-satelit GNSS. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui cara menetapkan demarkasi kawasan rawan bencana III pascaerupsi Gunung Merapi 2010 di lapangan dengan memanfaatkan teknologi GNSS CORS. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan metode survei. Dalam penelitian ini pengukuran stake out di lapangan menggunakan GNSS CORS metode RTK NTRIP. Base station yang digunakan adalah base Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman dengan menggunakan rover GNSS Javad Triumph VS. Peta yang digunakan sebagai dasar penentuan titik koordinat adalah peta kolaboratif dengan skala 1:5000 dengan jumlah sampel sebanyak 27 titik di sepanjang garis batas KRB III yang merupakan akses bagi masyarakat berupa jalan umum dan jalur evakuasi. Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis koordinat dengan proses rektifikasi peta, kemudian pelaksanaan stake out dengan memperhatikan penampakanpenampakan yang ada. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis, maka diketahui (1) Pemanfaatan Teknologi GNSS CORS pada pengukuran stake out metode RTK NTRIP dapat dilakukan untuk kegiatan demarkasi selama receiver GNSS rover terhubung dengan base Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman dan adanya transmisi data melalui jangkauan dan liputan wilayah internet dari provider yang digunakan, (2)Tahapan pelaksanaannya meliputi penelitian dokumen, rektifikasi peta, penentuan sistem proyeksi peta, penentuan titik batas KRB III, input data ke receiver GNSS, serta kegiatan stake out di lapangan. Kegiatan pengolahan data ini menghasilkan ketelitian antara 1-5 cm pada solusi RTK Fixed dan ketelitian antara 6-13 cm pada solusi RTK Float. Manfaat ketelitian 1-5 cm pada pengukuran ini berdampak pada batas bidang-bidang tanah yang masuk dalam KRB III yang memiliki penggunaan tanah yang berbeda dengan KRB II dan KRB I |
Nomor Rak | - - | |||
Nomor Panggil | - | |||
Lokasi | ||||
Eksemplar | 0 | |||
![]() Pencarian koleksi menggunakan RFID akan membantu mempercepat menemukan koleksi di rak buku. Gunakan fitur ini jika mengalami kesulitan dalam menemukan koleksi di rak buku. Untuk menggunakan fitur ini silahkan klik salah satu Tombol Pesan diatas kemudian hubungi Petugas Pelayanan Sirkulasi dengan menyebutkan Judul Bukunya. |