Percayalah bahwa novel ini bakal memotivasi siapa pun yang membacanya agar belajar menemukan jati diri dan bakatnya! Tokoh utama di dalam novel ini adalah seorang anak (yang sebenamya mempunyai saudara kembar) yang tidak diasuh oleh ibu kandungnya, melainkan seorang ibu (Bu Maryam) yang pada suatu pagi menemukan bayi di depan pintu rumahnya. Bersama suaminya, ia pun mengasuh anak tersebut dengan penuh kasih sayang layaknya anaknya sendiri (Baso dan Fatimah).

Sampai suatu saat, Bu Maryam merasa tidak kuat menyimpan rahasia itu, dan ia pun memberitahukan kepada anak angkatnya mengenai status yang sebenarnya. Hal ini tentu saja membuat Said Abdul Iah (nama anak remaja itu) sedih. Mengetahui bahwa dirinya bukan anak kandung dari sosok ibu yang selama ini merawatnya, Said jadi sering merenung dan berlama-lama di pantai. Dari kebiasaannya itulah, tiba-tiba ia dipertemukan dengan seorang lelaki tua yang kurang waras. Ia menyebutnya lelaki senja; seseorang yang inspirasi Said saat is mulai memutuskan diri untuk belajar menulis. Lantas, bagaimanakah liku-liku hidup Said?