Pelayanan secara cepat, akurat, berkualitas dan menjamin kepastian hukum menjadi tuntutan masyarakat dalam pelayanan di bidang
pertanahan yang diberikan oleh kantor pertanahan. Dalam rangka memenuhi tuntutan tersebut Kantor Pertanahan Kabupaten Kulon Progo
memanfaatkan teknologi informasi yang sedang berkembang dengan menerapkan aplikasi SAS dalam sistem pelayanan pertanahan kepada
masyarakat. Aplikasi SAS ini merupakan suatu sistem komputer yang digunakan oleh kantor pertanahan dengan memanfaatkan dan
mendayagunakan perangkat keras dan perangkat lunak aplikasi SAS.

Penelitian ini tentang penerapan aplikasi SAS dalam pelayanan pertanahan yang dilaksanakan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kulon
Progo. Tujuan penelitian ini (1) untuk mengetahui bagaimana penerapan aplikasi SAS dalam pelayanan pertanahan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kulon Progo (2) untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam penerapan aplikasi SAS di Kantor Pertanahan Kabupaten Kulon Progo dan upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut.

Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa wawancara,
dokumentasi dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data yang berkaitan yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi selanjutnya diinventarisasi untuk mengetahui proses penerapannya, yang kemudian dipaparkan dalam bentuk uraian untuk bisa disimpulkan.

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diketahui bahwa penerapan aplikasi SAS dalam pelayanan pertanahan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kulon Progo, (1) belum dilaksanakan secara optimal untuk setiap seksi dan sub bagian (2) adanya peningkatan penyelesaian pekerjaan pelayanan pertanahan setelah menggunakan aplikasi SAS sebesar 25,93 %. (3) dalam pelaksanaan pelayanan
pertanahan dengan aplikasi SAS tersebut terdapat kendala yang disebabkan beberapa faktor seperti faktor sarana dan prasarana, sumber daya manusia, kelengkapan aplikasi SAS, belum terbentuknya struktur organisasi pelayanan dengan aplikasi SAS, dan tidak adanya anggaran khusus untuk pemeliharaan peralatan aplikasi SAS. Berbagai upaya ditempuh untuk mengatasi kendala-kendala tersebut diantaranya menyiapkan pengadaan komputer untuk operasional aplikasi SAS yang memenuhi spesifikasi, menyiapkan sumber daya manusia yang memadai, dan mengusulkan ke BPN Pusat untuk menambah anggaran operasional.