Kegiatan pendaftaran tanah meliputi pendaftaran tanah secara sistematik dan pendaftaran tanah secara sporadik. Pendaftaran tanah secara sistematik merupakan kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak yang meliputi semua obyek pendaftaran tanah yang belum didaftar dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desa/kelurahan Sedangkan pendaftaran tanah secara sporadik merupakan kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali mengenai satu atau beberapa objek pendaftaran tanah dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desa/kelurahan secara individual atau massal. Kegiatan pendaftaran tanah secara sporadik individual/perorangan) selama ini masih menghadapi kendala. Kendala tersebut diantaranya adalah rendahnya kesadaran masyarakat untuk mendaftarkan bidang-bidang tanahnya. Apabila hal tersebut tidak segera diantisipasi, maka dapat dipastikan tujuan dari pendaftaran tanah untuk menjamin kepastian hukum hak atas tanah tidak akan dapat dicapai. Hal ini disebabkan karena kegiatan pendaftaran tanah tidak dapat dilaksanakan apabila tidak (belum) ada motivasi (dorongan) dari sebagian masyarakat. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kampung Jawa Kecamatan Tondano Utara mengingat masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk mensertipikatkan tanahnya.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara langsung dengan pemilik bidang tanah, observasi lapangan dan studi pustaka serta menggunakan alat pengumpul data berupa topik-topik pertanyaan yang tidak terstruktur sesuai dengan fokus penelitian yang dilakukan, serta penelusuran literatur. Analisis data dilakukan dengan mengadakan kategorisasi terhadap unit-unit informasi, sehingga diperoleh tema-tema. Tema-tema yang diperoleh kemudian dilakukan proses konseptualisasi untuk menjawab permasalahan penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 (tiga) konsep dalam pelaksanaan pendaftaran tanah di Kelurahan Kampung Jawa Kecamatan Tondano Utara yakni (1) kepastian hukum; (2) motivasi masyarakat; dan (3) peran pemerintah. Dari 3 konsep tersebut, keberhasilan pelaksanaan pensertipikatan tanah oleh masyarakat secara sporadik sangat ditentukan oleh konsep motivasi masyarakat yang tumbuh dan berkembang khususnya pemilik bidang tanah. Penelitian ini menunjukkan bahwa dari 533 bidang tanah masyarakat Kampung Jawa, baru 247 bidang yang telah bersertipikat, sehingga sebagian besar tanah pada lokasi penelitian tersebut yakni sebanyak 286 bidang tanah masih belum bersertipikat. Hal ini menunjukkan bahwa pensertipikatan tanah tersebut belum optimal. Agar pelaksanaan pensertipikatan tanah oleh masyarakat secara sporadik lebih optimal, maka keterpaduan dari berbagai pihak (stakeholder) perlu ditingkatkan, dan untuk itu diperlukan peran pemerintah sebagai regulator dan fasilitator.