Dalam novelnya ini penulis hanya ingin bercerita tentang kerja sama yang dilakukan oleh dua orang koruptor, seorang bekas pejuang, beberapa orang mudah intelektual, dan seorang pengusaha keturunan. Tiong Hoa yang menjadi korban permainan politik pada zaman Orde Baru. Kelompok kecil ini dalam kondisi yang unik merupakan suatu unit simbiosis dalam kehidupan suatu perusahaan besar.

Sambil bercerita, novel ini sekaligus inn memaparkan tentang apa sebenarnya kegiatan manusia yang dinamakan korupsi itu dalam ranah pembicaraan filosofis dan psikologis. Kapan korupsi mulai muncul dalam proses evolusi keberadaban manusia? Benarkah pandangan penulis bahwa korupsi dalam masyarakat modern yang dilakukan oleh koruptor tidak dapat berdiri sendiri? Atau, mungkinkah korupsi itu seperti energi, tidak dapat musnah atau dimusnahkan, hanya bisa berganti bentuk? Apakah korupsi sudah ada di dalam sejarah evolusi tingkat-tingkat peradaban umat manusia dari yang paling primitif sampai modern?
Untuk menambah problematika, novel ini juga memunculkan kisah percintaan antara dua orang mahasiswa kedokteran sehingga novel ini terasa lebih menyentuh dan manusiawi.