
PERPUSTAKAAN STPN
Pengarang | Sabian Utsman |
Penerbit | LSPP/Pustaka Pelajar |
Tempat Terbit | Anyer Banten |
Tahun Terbit | 2007 |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | 978-979-1277-95-8 |
Kolasi | xxiv, 274 hlm.: ilus.; 21 cm |
Subjek | Anatomi |
Media | Buku |
Abstrak | |
Tatkala peraturan-perundangan tidak lagi menjamin rasa keadilan, kedamaian, dan kesejahteraan masyarakat, maka saat itu pulalah mulainya bersemi benih konflik. Konflik terkadang liar dari kata kelola serta persoalan ini pada gilirannya secara sistemik menimbulkan perbenturan (bukan bersinergi) kepentingan yang berbeda. Di satu sisi nelayan lokal tradisional dilembah sub-human yang berpenghasilan rendah (low income earners) menganggap sumber daya nelayan merupakan 'food security' (jaminan kehidupan masa depan) dan merupakan hak ulayat laut mereka, sehingga mereka mengambil biota laut mengutamakan protektif, di lain sisi nelayan luar daerah yang modern menganggap sumber daya laut adalah boleh diambil siapa saja (commons property resources) walaupun dengan cara non protektif. Sementara sumber daya laut (baik ikan maupun non ikan) adalah terbatas, pengambilan yang tidak protektif (dioperasikannya jaring trawl tidak sesuai dengan peraturan-perundangan) adalah salah satu pemicu terjadinya konflik nelayan yang terjadi di mana-mana di sepanjang pantai Indonesia termasuk di Sakates Kecamatan Kumai-Kalimantan Tengah (sebanyak 28 buah kapal trawl yang di bakar, ditenggelamkan, dan di tahan, serta awak kapalnya disiksa). Konflik nelayan selama th.1975-1998 (konflik tertutup) dan th.1998-2002 (konflik terbuka), ketidakjelasan kebijakan pemerintah terhadap pembangunan kemaritiman dan ketidaktepatan pengelolaan konflik inilah membuat bangunan raksasa emosi massa yang terakumulasi dalam bentuk solidaritas dan komunal, atas dasar ketidakpercayaan (publict-distrast), terhadap supremasi hukum, maka di luar pemikiran dan kebiasaan (masyarakatnya yang biasanya taat norma dan hukum) mereka melakukan amuk sebagai simbol hancurnya martabat peradilan (countemp of court) dan sekaligus arus tensi pembangkangan sebagai wujud protes terhadap ligitimasi kekerasan yang dilakukan oleh pihak yang mestinya wajib melindungi. Kehadiran buku ini merupakan jawaban atas kelangkaan publikasi problematika yang dihadapi masyarakat nelayan yang sebagian besar kantong-kantong kemiskinan struktural dan fungsional yang sensitif terhadap api konflik, serta memotret sulitnya para nelayan keluar dari fatalisme marginalisasi kubangan Lumpur Kemiskinan. Buku ini menyemarakkan perdebatan arah kebijakan pembangunan kelautan yang sampai saat ini semakin jauh dari harapan. Sebuah buku yang cocok dimiliki siapa saja stakeholders pembangunan, akademisi, teoritisi, praktisi, mahasiswa, LSM, dan siapapun yang tertarik dan mempunyai ambisi untuk membangun dunia maritim agar berjaya dan handal sebagaimana bahwa kita adalah bangsa pelaut yang terkenal di planet bumi ini, maka sebaiknya kita buktikan dengan kenyataan. |
Nomor Rak | 300 - A | ||||||||||||
Nomor Panggil | 303 Uts a | ||||||||||||
Lokasi | Ruang Baca | ||||||||||||
Eksemplar | 3 | ||||||||||||
![]() Pencarian koleksi menggunakan RFID akan membantu mempercepat menemukan koleksi di rak buku. Gunakan fitur ini jika mengalami kesulitan dalam menemukan koleksi di rak buku. Untuk menggunakan fitur ini silahkan klik salah satu Tombol Pesan diatas kemudian hubungi Petugas Pelayanan Sirkulasi dengan menyebutkan Judul Bukunya. |