Usaha Mikro dan Kecil merupakan bagian dari pembangunan secara keseluruhan, yang mana ke depan tentu ditujukan pula untuk terwujudnya kesejahteraan bagi masyarakat pengusaha mikro dan kecil. Salah satu yang menjadi kendala dalam menjalankan Usaha Mikro dan Kecil adalah kurangnya modal yang cukup untuk memulai ataupun untuk mengembangkan Usaha Mikro dan Kecil. Adanya pensertipikatan tanah melalui Program Usaha Mikro dan Kecil yang mana didasarkan atas dikeluarkannya Undang � Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro dan Kecil dan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis Program Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil Melalui Kegiatan Sertipikasi Hak Atas Tanah Untuk Peningkatan Akses Permodalan. Melalui pensertipikatan tanah melalui Program Usaha Mikro dan Kecil diharapkan dapat membantu masyarakat terutama masyarakat pengusaha mikro dan kecil dalam hal mempermudah pengaksesan modal.

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu metode penelitian deskriptif-kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain - lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah. Pensertipikatan tanah melalui Program Usaha Mikro dan Kecil yang dilaksanakan di Kantor Pertanahan Kabupaten Bangli tahun anggaran 2010 ditargetkan 100 bidang. Dari target tersebut sudah dapat dilaksanakan pensertipikatan tanah dan diterbitkan sertipikat sebanyak 100 buah sertipikat.

Pelaksanaan sertipikasi tanah sampai penerbitan dan penyerahan sertipikat kepada peserta Program Usaha Mikro dan Kecil sudah berhasil, akan tetapi masyarakat tidak mengagunkan sertipikatnya ke pihak bank sehingga tujuan dan sasaran
program tidak tercapai dan tidak tepat sasaran. Salah satu penyebab tidak tercapainya tujuan dan sasaran dari Program Usaha Mikro dan Kecil adalah dikarenakan tidak pahamnya masyarakat peserta program akan tujuan dari Program Usaha Mikro dan Kecil tersebut, sehingga menyebabkan sasaran program menjadi tidak tepat guna.