Tanah adalah salah satu sumber daya alam yang sangat penting. Mengingat bahwa sebagian besar tanah di Indonesia merupakan kawasan hutan, maka kawasan hutan seharusnya dapat memberikan manfaat yang besar bagi kesejahteraan rakyat. Kemiskinan di sekitar kawasan hutan berawal dari semakin meningkatnya jumlah penduduk yang secara otomatis meningkatkan kebutuhan hidup. Pada masa reformasi lahir Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dengan membentuk sebuah Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dengan pola kemitraan dalam pengelolaan tanah di kawasan hutan dengan sistem berbagi. Dengan pola kemitraan dalam pengelolaan tanah kawasan hutan diharapkan akan meningkatkan pendapatan petani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kemitraan dalam pengelolaan tanah kawasan hutan dan dampak pola kemitraan dalam pengelolaan tanah
kawasan hutan terhadap pendapatan petani di Desa Bumiharjo Kecamatan Keling Kabupaten Jepara.

Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan metode deskriptif dengan menitikberatkan pada pendekatan Kuantitatif. Populasi penelitian yaitu petani dan buruh tani yang ikut mengelola tanah kawasan hutan sebanyak 411 orang yang terdiri dari pengurus LMDH dengan luas tanah kemitraan 5000 m2 dan anggota LMDH dengan luas tanah kemitraan 2500 m2. Teknik penentuan sampel yaitu sampel sistematik stratifikasi berdasarkan luas tanah dengan jumlah sampel untuk pengurus LMDH dengan luas tanah kemitraan 5000 m2 sebanyak 12 responden dan untuk anggota LMDH dengan luas tanah kemitraan 2500 m2 sebanyak 191 responden. Sumber data yang diperoleh berupa data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara terpimpin dengan mengajukan pertanyaan yang telah disiapkan dalam kuisioner. Data sekunder diperoleh dari berbagai dokumen yang ada
yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Hasil penelitian menunjukkan. Pertama, Pola Kemitraan dalam pengelolaan tanah kawasan hutan di Desa Bumiharjo Kecamatan Keling Kabupaten Jepara dengan adanya kerjasama yang dibuat dalam surat perjanjian antara Perum Perhutani dan LMDH dengan bagi hasil. Kedua, Dampak pola kemitraan dalam pengelolaan tanah kawasan hutan terhadap pendapatan petani pengurus LMDH dengan luas tanah kemitraan 5000 m2 menunjukkan bahwa pola kemitraan dalam pengelolaan tanah kawasan hutan berdampak signifikan positif terhadap pendapatannya, bahkan kondisi mereka bisa dikatakan 100 % tidak miskin. Tetapi untuk para petani dan buruh tani anggota LMDH dengan luas tanah kemitraan 2500 m2, dampak dari kemitraan tersebut kurang signifikan. Sekitar 70,7 % dapat dikatakan dalam kondisi miskin.