LARASITA merupakan wujud inovasi pelayanan publik di bidang pertanahan yang bertujuan untuk mendekatkan tugas dan fungsi Kantor Pertanahan kepada masyarakat dengan konsep Kantor Pertanahan bergerak. Namun pada kenyataannya konsep tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya, karena faktanya telah terjadi pendegradasian tugas dan fungsi LARASITA. Selain itu kehadiran LARASITA ternyata menimbulkan berbagai kontroversi yang mempertanyakan kinerja LARASITA yang dianggap hanya hebat dalam konsep dan misi, namun sangat miskin dalam implementasi. Salah satu tugas LARASITA yang pada umumnya dilaksanakan adalah kegiatan dalam rangka meningkatkan dan mempercepat legalisasi asset tanah masyarakat (kegiatan pendaftaran tanah), untuk itu perlu diketahui bagaimana kontribusi LARASITA dalam percepatan pendaftaran tanah dan bagaimana kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pertanahan melalui LARASITA tersebut.

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Bandung pada tahun 2012, dimana LARASITA Kantor Pertanahan Kota Bandung merupakan salah satu contoh pelaksana LARASITA di daerah perkotaan yang saat ini dijadikan percontohan di Provinsi Jawa Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif untuk menjawab rumusan masalah yang pertama, dan metode kuantitatif untuk
menjawab rumusan masalah yang kedua. Penjaringan informan dilakukan dengan teknik Purposive dan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampel aksidental dengan jumlah responden sebanyak 60 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, penggunaan angket, penggunaan kuesioner terbuka, dokumentasi, dan observasi lapangan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa LARASITA telah berkontribusi secara nyata dalam upaya percepatan pendaftaran tanah, hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan jumlah permohonan pendaftaran tanah pertama kali setelah adanya LARASITA, sehingga secara tidak langsung dapat mempercepat pendaftaran terhadap bidang tanah yang belum terdaftar di Kantor Pertanahan Kota Bandung. Dalam hal ini LARASITA berkontribusi melalui fungsinya sebagai front office untuk menerima berkas permohonan pendaftaran tanah pertama kali serta sebagai media konsultasi dan informasi bagi masyarakat.

Berdasarkan 14 unsur pelayanan yang digunakan sebagai indikator untuk mengetahui indeks kepuasan masyarakat (IKM) terhadap pelayanan pertanahan melalui LARASITA yang dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan Kota Bandung, maka diperoleh indeks kepuasan masyarakat yang menunjukkan tingkat kepuasan masyarakat sebesar 2,928 (73,20%) yang berarti bahwa mutu pelayanan masuk
dalam kategori B, sehingga kinerja pelayanannya dapat dikatakan baik.