Proses setelah Konfensi PBB mengenai Lingkungan dan Pembangunan (UNCED)di Rio de Janeiro pada tahun 1992, telah gagal dalam metnenuhi berbagai janji dan komitmennya. Sekalipun KTT tersebut menempatkan krisis`lingkungan sebagai agenda internasional yang utama, namun saat ini prioritas itu lenyap begitu saja. KTT tersebut mencoba mengaitkan antara lingkungan dan pembangunan dalam sebuah paradigma baru mengenai pembangunan berkelanjutan, namun paradigma globalisasi telah mengalahkan paradigma tersebut, dan mengakibatkan ketidakadilan sosio-ekonomi yang lebih besar. Kendati terjadi hubungan kemitraan jakarta-Selatan dalam kerangka menghadapi permasalahan lingkungan dan pembangunan, namun yang terjadi justru perluasan jurang diantara keduanya.Buku ini mengungkapkan kembali prinsip-prinsip KTT Rio, khususnya prinsip "Tanggungjawab Sama dengan Kewajiban Berbeda" (Common but Differentiated Responsibility), dan mengulas kelemahan serta persoalan non-pelaksanaan dari Persetujuan Rio. Buku ini memberikan contoh bagaimana globalisasi telah menggeser tujuan-tujuan pembangunan becelanjutan. Lebih jauh, buku ini mengajukan usulan�usulan guna menghadapi sejumlah persoalan yang muncul dalam keterkaitan antara globalisasi dan pembangunan berkelaiajutan. Buku ini juga mengusulkan sejumlah pembaharuan kebijakan yang diperlukan, praktek dan institusi