
PERPUSTAKAAN STPN
Pengarang | Sulistyowati Irianto;Saparinah Sadli;Lim Sing Meij;Firliana Purwanti;Luki Widiastuti |
Penerbit | Yayasan Obor Indoensia |
Tempat Terbit | Jakarta |
Tahun Terbit | 2005 |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | 979-461-522-6 |
Kolasi | xxiv, 162 hlm.: 21 cm |
Subjek | Narkotika |
Media | Buku |
Abstrak | |
Modus operandi "bare" dalam pengedaran narkotika adalah mengerahkan perempuan secara massive untuk dijadikan kurir. Sebelumnya perempuan-perempuan itu dijadikan pacar, kekasih gelap, istri, atau berada dalam relasi personal yang dekat dengan laki-laki yang menjadi patron dalam pengedaran narkotika. Relasi personal diiringi oleh relasi kekuasaan yang timpang antara perempuan dan laki-laki tersebut, dan dalam kondisi seperti inilah perempuan diperintahkan untuk membawa narkotika dari dan keluar Indonesia. Dalam beberapa kasus ditemukan bahwa perintah tersebut juga disertai oleh kekerasan bila perempuan menolak. Karena seksualitasnya, perempuan dianggap mudah diperdaya, tidak dicurigai membawa "barang gelap", menurut dan tidak bertanya, dan biasanya perempuan mau menerima pekerjaan itu, karena dialah yang menempatkan diri sebagai survivor kemiskinan keluarga. Mereka juga tidak diberi opsi tentang risiko pekerjaan tersebut, yaitu dipenjara dan sampai mendapat hukuman mati. Sementara itu hukum menempatkan mereka sebagai kriminal, karena yang lebih dipentingkan adalah konfirmasi antara tuduhan jaksa dengan bunyi pasal-pasal dalam Undang-Undang. Mereka melakukan pekerjaan secara "sukarela", dan tertangkap tangan, dan tidak ada pertimbangan untuk meringankan. Pengalaman perempuan, latar belakang mengapa mereka melakukannya, dan bagaimana mereka sampai tetangkap di bandara, tidak diperhitungkan. Lebih-lebih lagi, tidaklah dipahami bahwa kegiatan menggunakan perempuan tersebut dapat menunjukkan adanya fenomena perdagangan perempuan, dengan atribut adanya perekrutan, penyekapan atau pembatasan gerak, migrasi, memberi pekerjaan yang berbahaya, kekerasan dan perendahan. Instrumen hukum, khususnya konvensi internasional, berkenaan dengan perdagangan perempuan, tidak menjadi acuan dalam proses peradilan. Akhirnya, perempuan-perempuan itulah yang sekarang mendekam di penjara dan menantikan hukuman mati. Setelah mereka mati, barangkali akan ada 1000 perempuan lain yang akan menggantikan, dengan kisah-kisah yang sama. |
Nomor Rak | 600 - P | |||||||||||||||
Nomor Panggil | 631 Sad P | |||||||||||||||
Lokasi | Ruang Baca | |||||||||||||||
Eksemplar | 4 | |||||||||||||||
![]() Pencarian koleksi menggunakan RFID akan membantu mempercepat menemukan koleksi di rak buku. Gunakan fitur ini jika mengalami kesulitan dalam menemukan koleksi di rak buku. Untuk menggunakan fitur ini silahkan klik salah satu Tombol Pesan diatas kemudian hubungi Petugas Pelayanan Sirkulasi dengan menyebutkan Judul Bukunya. |