Aku telah tertipu dengan pandangan mata dan kepandiran hatiku memahai realitas. Kuanggap yang terlihat putih pasti "putih". Ku klaim yang buruk rupa pasti "buruk hati". Tidak kupahami rahasia Tuhan ketika Dia ciptakan perbendaharaan dunia antara dua huruf "kaf" dan "nun". Kulewatkan rahasia huruf "lam" dan "mim" yang masih tetap menjadi misteri bagi kebodohan imanku. (Chabib Musthofa, penulis novel "Spesies Santri").

Ada banyak tulisan tentang santri, baik dari hasil penelitian atau refleksi. Namun, di antara sekian banyak tulisan tersebut, masih relatif jauh dan dangkal dalam meneropong pergulatan kehidupan seorang santri di tengah habitatnya. Salah satu kelebihan novel ini adalah kemampuan penulis dalam menarasikan "proses menjadi" yang dialami tokoh Qusyairi di tengah himpitan sosio-kultural dalam bingkai religiositasnya. Pada beberapa bagian, "proses menjadi" dari lakon Qusyairi lebih menjadi otokritik bagi kalangan santri sendiri. Hal itu menyebabkan tiap pembaca akan disuguhi pelajaran untuk mau dan mampu berdialog, memahami dan menghargai "the others" dengan gaya bahasa yang sarat dengan emosi. (Dr. KH. Ali Masohan Moesa, M.Si., Pengasuh Ponpes Mahasiswa Al Husna Surabaya).

Salah satu kekuatan utama novel ini terletak pada kemampuan sang penulis menyuguhkan nilai-nilai luhur kehidupan melalui pengungkapan realitas keseharian santri dan dunia mereka. Melalui novel ini, dunia santri dan hidup keseharian mereka yang sering terlewati atau tampak biasa berubah menjadi kehidupan yang kaya nuansa, serta sarat makna dan nilai. Karya mas Chabib ini bukan hanya pantas, tapi wajib dibaca, oleh siapa saja yang mau memahami kehidupan secara lebih arif dan dewasa. (Prof.Dr.H.Abd. Ala, M.Ag. Guru Besar Ilmu Sejarah Pemikiran Politik Islam IAIN Sunan Ampel dan salah satu pengasuh PP An Nuqoyyah Guluk Sumenep).

IMPULSE adalah lembaga studi yang menjembatani tataran akademis dengan dunia praksis atas problem multikultur dalam ruang publik. Elaborasi akar epistemologis multikulturalisme dan pluralisme dilakukan melalui pendekatan struktural demi menghasilkan kajian yang komprehensif. Pengembangan wacana multikulturalisme dan pluralisme dilakukan melalui penerbitan buku. light research, fellowship, kegiatan sekolah, diskusi, short course, dan orasi budaya.