
PERPUSTAKAAN STPN
Pengarang | Samodra Wibawa |
Penerbit | Gadjah Mada University Press |
Tempat Terbit | Yogyakarta |
Tahun Terbit | 2001 |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | 979-420-492-7 |
Kolasi | xii, 234 hlm.: 23 cm |
Subjek | Kebangsaan |
Media | Buku |
Abstrak | |
Samodra Wibawa, lahir di Klaten 1965, adalah dosen di Jurusan Administrasi Negara, Fisipol UGM dan sejak 1995 peneliti di Pusat Penelitian Kependudukan UGM. Matakuliah yang pernah diasuhnya di antaranya adalah kebijakan publik, metode penelitian administrasi dan analisis dampak sosial. Juga pernah mengajarkan administrasi pembangunan di Akademi Militer Magelang. Serta administrasi keuangan negara di universitas swasta. Buku-buku yang telah ditulisnya adalah: Konsep-konsep Administrasi Negara (Liberty, Yogyakarta 1992), Kebijakan Publik Proses dan Analisis (Intermedia Jakarta 1994), Evaivasi Kebijakan Publik (bersama Agus Pramusinto dan Yuyun Purbokusumo, Rajawali Press, Jakarta 1995) dan Neues Steuerungsmodell: Belajar Otonomi dari Jerman (Wacana dan Istawa, Yogyakarta 2001). Selain itu telah menyunting maupun menerjemahkan buku-buku Pembangunan berkelanjutan (Tiara Wacana, Yogyakarta 1990), Demokrasi Ditinjau Kembali (Tiara Wacana, Yogyakarta 1993) dan Analisis Kebijakan Publik (bersama 4 orang, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta 1998). Sejak April 1997 berada di Jerman atas beasiswa Deutscher Akademischer Austauschdienst (DAAD) dan saat ini sedang menulis disertasi di Deutsche Hochschuie fur Verwaltungswissenschaften di kote Speyer, Rhe inland Pfaiz, dengan pembimbing Prof. Dr. Rainer Pitschas (ahli perbandingan administrasi). Lengsernya Presiden Soeharto pada Mei 1998 setelah 32 tahun berkuasa memantik euphoria kebebasan yang bukan alang kepalang derasnya. Pers bebas, berorganisasi tak dibatasi, era seratus partai (1955) hidup kembali. Kemerdekaan untuk Timor-Timur, referendum di Aceh, konggres rakyat di Papua dan Riau, demonstrasi di Surakarta, Makasar dan Menado. Kekerasan dan Kebrutalan di Jakarta dan hampir seluruh jawa, Di Bali, Maluku, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kupang dan Lombok. Bangsa yang ramah dan kaya senyum menjadi hitam dan menyebalkan. What's going on? Penulis buku ini, yang sedang berada di rantau, terpelanting kesudut kesadaran sejarah yang paling dalam. Dia merunut kembali pasang-surut negara-negara yang pernah hidup, berkembang dan mati di atas ruang Nusantara. Mempersoalkan kembali siapa-(saja)kah bangsa Indonesia itu, bagaimana dia terbentuk dan bagaimana hubungan yang terjalin antara pemerintah pusat dengan propinsi, kabupaten dan desa selama ini. Tapi bernegara bukan hanya urusan membuat dan mempertahankan (plus memperluas?) bangsa serta ruang-hidupnya, melainkan juga persoalan pengelolaan struktur intern dan pelayanan para warga. Bernegara adalah persoalan administrasi, yang jauh lebih pelik dibanding sekadar yel-yel anti KKN apalagi pro-kemerdekaan. Buku yang ditulis semasa pemerintahan KH. Abdurrahman Wahid ini adalah renungan akademik yang belum bertitik. Rumusan kesimpulan tentang masa lalu dan peluang masa depan negeri(-negeri) Nusantara masih bersifat sangat terbuka, yang pengakhirannya diserahkan kepada para pembaca sendiri. |
Nomor Rak | 900 - N | |||||||||||||||||||||
Nomor Panggil | 959.8 Wib n | |||||||||||||||||||||
Lokasi | Ruang Baca | |||||||||||||||||||||
Eksemplar | 6 | |||||||||||||||||||||
![]() Pencarian koleksi menggunakan RFID akan membantu mempercepat menemukan koleksi di rak buku. Gunakan fitur ini jika mengalami kesulitan dalam menemukan koleksi di rak buku. Untuk menggunakan fitur ini silahkan klik salah satu Tombol Pesan diatas kemudian hubungi Petugas Pelayanan Sirkulasi dengan menyebutkan Judul Bukunya. |