Perubahan pertama sampai dengan keempat UUD 1945 yang dilakukan MPR-RI, hakekatnya sudah dapat dikatakan sebagai penggantian UUD 1945, bukan lagi amandemen. (Prof. DR. Sri Soemantri, SH., Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Pajajaran Bandung dan Mantan Komisi Konstitusi).

Bagaimana MPR dapat melakukan perubahan apabila belum pernah menetapkan Undang-Undang Dasar terlebih dahulu. (Prof. DR. Harun Alrasyid, SH.).

Konsolidasi Naskah UUD 1945 setelah Perubahan Keempat, di sana-sini jelas terlihat adanya kejanggalan dan keganjilan, tidak klop antara satu dan lainnya. (Prof. DR. Jimly Asshiddigie, SH., MH.)

Hasil kerja Komisi Konstitusi tidak pernah ditindak lanjuti oleh MPR-RI. (Prof. DR. Maria Farida Indrati, SH., MH., Guru besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan Mantan Anggota Komisi Konstitusi).

HARDJONO, lahir di bawah desingan peluru di Palagan Ambarawa di awal Perang Kemerdekaan. Ayahnya R. Soedarsono (Alm) adalah Macan Ambarawa, terakhir pensiun Patih Kabupaten Purwodadi Grobogan. Di kota kecil itu ia menyelesaikan Sekolah Rakyat dan SMP Bagian B, kemudian melanjutkan SMA dan Kuliah di Yogyakarta. Jiwa Pejuang meresap dalam hidupnya, untuk pantang menyerah dan mendorongnya menyelesaikan kuliah di Fakultas Hukum dan Magister Filsafat, Program Pasca Sarjana, Universitas Indonesia dan kemudian Magister Hukum pada Universitas Kristen Indonesia Jakarta. Sampai sekarang aktif sebagai Konsultan, di samping mengajar di Universitas Indonesia.