
PERPUSTAKAAN STPN
Pengarang | Poerwo Widodo |
Penerbit | CV. Rajawali |
Tempat Terbit | Jakarta |
Tahun Terbit | 1991 |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | 979-421-263-6 |
Kolasi | xi, 246 hlm.: ilus.; 21 cm |
Subjek | Tanah,Hutan |
Media | Buku |
Abstrak | |
Gatra tanah yang mendukung lahan hutan di mintakat iklim tropika basah perlu mendapat perhatian khusus mengingat wataknya yang rapuh terhadap perubahan ekosistemnya. Ketidakakuratan dalam pemahaman dan kesalahan pengelolaan akan menyebabkan kerusakanya sehingga kelestarian pembangunan menjadi terancam. Lahan hutan Indonesia sebagian besar terletak di mintakat iklim tropika basah, dengan ciri-ciri khas yang berbeda dari hutan di mintakat iklim lain, pemahaman ciri-ciri khusus ekosistem hutan tropika basah ini menjadi sangat penting jika dikaitkan dengan upaya pembangan HTI, yang sebagian besar lahan terletak di mintakat itu. Gatra tanah yang mendukung lahan hutan di mintakat iklim tropika basah perlu mendapat perhatian khusus, walau hutan tanamam jati sudah ada selama ratusan tahun di Indonesia, namun masih banyak masalah yang membutuhkan kearifan tersendiri untuk memecahkanya. Gatra tanah perlu diberi peran lebih banyak untuk ikut memecahkan permasalahan yang ada dalam pengelolaan hutan tanaman jati. Konsep-konsep hutan tanaman industri (HTI) Indonesia telah disusun sejak awal 1950-an dan baru pada1980-an dapat dilakukan penanaman. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan target pembangunan HTI sampai thn 2000 seluas 4.4 juta hektar dan jika ditambah HTI jati di pulau jawa seluas 1.8 juta hektar, maka luas keseluruhan lahan HTI Indonesia adalah 6.2 juta hektar. Pembangunan HTI bertujuan:Untuk menunjang pertumbuhan indutri perkayuan melalui penyediaan bahan baku yang cukup dan berkesinambungan untuk meningkatkan ekspor kayu olahan dan pemenuhan kebutuhan kayu dalam negeri, Untuk meningkatkan produktivitas hutan produkti yang mempunyai aras produktivitas nisbi rendah, Untuk memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha. Pembangunan HTI ini dilakukan pada kawasan hutan Negara yang pelaksanaanya diserahkan kepada BUMN dan perusahaan swasta. Setaiap satuan HTI perlu mandiri secara ekonomis, sehingga memerlukan luas lahan antara 30.000 sampai 50. 000 hektar. Pendanaan HTI yang dilakukan dikawasan hak pengusahaan hutan dicadangkan dari dana jaminan reboisasi dan swasta,sedangkan yang di luar HPH disediakan oleh pemerintah. Konsep HTI ini telah di persiapkan cukup lama, namun sampai saat pelaksanaanya masih banyak menghadapi masalah,teknis, pengelolaan,sosial ekonomi,pendanaan dan lain-lainya. |
Nomor Rak | 600 - G | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nomor Panggil | 634.9 Poe g | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Lokasi | Ruang Baca | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Eksemplar | 57 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
![]() Pencarian koleksi menggunakan RFID akan membantu mempercepat menemukan koleksi di rak buku. Gunakan fitur ini jika mengalami kesulitan dalam menemukan koleksi di rak buku. Untuk menggunakan fitur ini silahkan klik salah satu Tombol Pesan diatas kemudian hubungi Petugas Pelayanan Sirkulasi dengan menyebutkan Judul Bukunya. |