"Buku ini saya beri nama . Memang saya rasa ada hubungan antara penjara dengan kemerdekaan sejati. Barangsiapa yang menghendaki kemerdekaan buat umum, maka ia harus sedia dan ikhlas untuk menderita kehilangan kemerdekaan diri-(nya) sendiri." (Tan Malaka) Tan Malaka menulis buku dalam dua jilid ter-pisah. Jilid pertama menuturkan tentang pergulatannya di penjara Hindia-Belanda dan Filipina.Sedang jilid kedua, menceritakan ten-tang "perjalanan"-nya dari Shanghai, Hongkong, hingga kembali ke tanah air. Dalam buku ini, kedua jilid tersebut dirangkum menjadi satu. Meski berada di balik jeruji, Tan Malaka tetap berusaha "mendobrak" semangat perjuangan rakyat Indonesia. Baginya, barangsiapa yang ingin menikmati hakikat kemerdekaan secara utuh, maka harus ikhlas dan tulus menjalani pahit serta getirnya hidup terpenjara... �TAN MALAKA lahir di Suliki. Sumatera Barat pada tahun 1897. Setelah tamat sekolah ia melanjutkan pendidikannya di Harleem. Belanda pada tahun 1913. Enam tahun kemudian ia kembali ke Indonesia untuk menjadi guru bagi anak-anak kaum buruh perkebunan di Sumatera Pada tahun 1921 ia mulai dekat dengan kehidupan politik. Sejak saat itu ia terlibat aktif dalam aksi-aksi mogok ataupun perlawanan buruh di beberapa tempat. Akibatnya ia sempat di buang ke Kupang di tahun 1922. Selain itu, ia juga sempat meloloskan diri ke Filipina dan Singapura. Kabarnya. ia ditembak mati pada tanggal 19 Februari 1949 saat sedang memimpin aksi melawan agresi Belanda. Jenasahnya tak pernah ditemukan karena dihanyutkan di sungai Brantas Jawa Timur.