Sumatra adalah pulau yang sangat luas dan belum banyak diteliti. Pulau ini berpenduduk 43 juta jiwa dan terdiri dari berbagai suku bangsa. Selain karya besar William Marsden pada 1783, sedikit sekali tulisan serius mengenai sejarah Sumatra, dan lebih sedikit lagi upaya menguraikan sejarah Sumatra sebagai kesatuan yang utuh.

Berkat sumber daya yang berlimpah berupa tanah dan mineral serta penduduk yang giat bekerja, Sumatra berkembang menjadi wilayah perbatasan kepulauan Nusantara yang makmur. Sebagian besar penduduk tinggal di dataran tinggi dan baru mengenal negara pada abad ke-20.
Mereka dipersatukan dari sisi politik di bawah pemerintah Belanda di Batavia dan pemerintah Indonesia di Jakarta.

Orang Sumatra memiliki tradisi menentang kekuasaan terpusat. Aceh � sebagaimana pada masa jajahan Belanda � dapat dipertahankan menjadi bagian negara Indonesia hanya melalui kekerasan. Buku ini merupakan hasil penelitian yang berlangsung 40 tahun mengenai sejarah Sumatra dari abad ke-16 hingga kini. Sambil mencari pola-pola kesatuan di pulau perbatasan yang luas, buku ini memusatkan perhatian pada Aceh. Aceh yang tidak saja memiliki sejarah kenegaraan yang paling beragam, tetapi juga kehadirannya yang penuh gejolak dibandingkan dengan wilayah Sumatra lainnya.

Anthony Reid yang meraih gelar doktor dari Cambridge University banyak menulis buku tentang Indonesia. Yayasan Pustaka Obor Indonesia telah menerbitkan empat judul buku Profesor Reid dalam bahasa Indonesia, yaitu Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450-1680 (1992), Dari Ekspansi hingga Krisis (1999), AsalMula Konflik Aceh: Dari Perebutan Pantai Timur Sumatera hingga Akhir Kerajaan Aceh Abad ke-19 (2007, cetakan kedua), dan Menuju Sejarah Sumatra:Antara Indonesia dan Dunia (2011).

Direktur Center for Southeast Asian Studies di UCLA, Los Angeles (1999-2002) dan Asia Research Institute di National University, Singapura (2002-2007) ini juga menulis Perjuangan Rakyat: Revolusi dan Hancurnya Kerajaan di Sumatra (1974, diterjemahkan 1986), Revolusi Nasional Indonesia (1974, diterjemahkan 1996), dan Imperial Alchemy: Nationalism and Political Identity in Southeast Asia (2010).