Pada akhir dasawarsa 1970-an seorang sejarawan ekonomi Indonesia pernah mengemukakan bahwa kajian sistematik tentang sejarah ekonomi di Indonesia sebagai suatu ilmu dengan metodologi tersendiri masih belum berkembang di Indonesia. Meskipun selama dua dasawarsa terakhir, ilmuan- ilmuan asing terutama di negeri belanda dan Australia, telah aktif sekali dalam merintis dan mengembangkan kajian tentang sejarah ekonomi Indonesia modern, kebanyakan sejarawan, ekonomi dan sarjana social lainnya di Indonesia pada umumnya kurang menyadari perkembangan baru ini, apalagi memegang peranan aktif dalam kajian ini (Thee 1991:3)

Melalui bukunya yang berjudul "Kesenjangan Buruh Majikan", karya Erwiza Erman, pengusaha , koeli dan penguasa:industri timah Belitung 1852-1940 ini, berusaha menelaah sejarah sejarah perburuhan dengan mengambil kasus kehidupan koeli cina di tambang timah Belitung, 1852-1940.

Dari keseluruhan telaah itu akan mengungkapkan secara panjang lebar tahap-tahap, proses dan kekuatan-kekuatan yang terlibat di dalamnya sehubungan dengan kehadiran koeli cina dan perkembangan industri timah yang dikelola oleh perusahaan swasta Biliton. Tidak diragukan lagi bahwa para koeli cina tersebut memegang peranan yang penting dalam proses produksi baik sebelum maupun sesudah proses mekanisme penambangan yang dilakukan pada awal abad ke-20.