Tidak selamanya karya sastra dari dunia ketiga bisa diremehkan atau dianggap kurang berbobot. Buktinya, karya sastra dari novelis yang bukunya sedang Anda pegang ini, merupakan sebuah karya besar, yang karenanya penulisnya mendapatkan hadiah nobel dari Akademi Swedia, pada tahun 1988. novel Aulad Haratina (Anak-anak Kampung Kami) sampai tahun 1978, sudah mengalami cetak ulang yang kelima kalinya. Inilah novel Al-Azhar pada than 1959 melarang penerbitan dan publikasinya. Kenapa? Karena, dalam penilaian beberapa pengamat Aulad Haratina yang terdiri dari lima judul yaitu Adham, Jabal, Rifa�ah, Qosim, dan�, mempunyai cerita, para pelaku, dan jalinan peristiwa yang dinilai mirip dengan kisah para Nabi Adam as. Dalam judul adham (novel ini) misalnya, tokoh Al-Jabalawi digambarkan sebagai lelaki yang keras, tegas, dan tinggal di kawasan pegunungan. Namun rumahnya megah, banyak pembantu, dan kehidupan di dalamnya mirip kehidupan di surga. Adham, anak kesayangan AL-Jabalawi, pada suatu hari di usir dari rumah megah itu bersama Amimah, istrinya, karena memasuki bilik rahasia guna melihat isi surat wasiat, atas suruhan Idris yang lebih dulu diusir.�Keluarga Adham�dan Idris hidup di dalam gubug, tak jauh dari rumah Al-Jabalawi. Anak kembar Adham bernama Qodri dan Hamam.