Selama ini ilmu ekonomi dan antropologi dianggap memiliki perbedaan yang sangat ekstrem. Para ekonom seringkali berpandangan bahwa para antropolog terlalu banyak menghabiskan waktu di lapangan tanpa membawa pulang hipotesis-hipotesis yang teruji secara benar. Buku ini mengantarkan pembaca untuk memperoleh pemahaman yang lebih jernih tentang pelabelan yang seringkali dilekatkan pada kedua disiplin ilmu ini. Perebutan sumberdaya yang diteropong dengan perspektif ekonomi dan antropologi merupakan gagasan utama yang dimunculkan dalam buku ini untuk menjelaskan logika keilmuan dari dua disiplin tersebut. Sebuah kekayaan perspektif dari kerja interdisipliner ditampilkan melalui para kontributornya yang memiliki beragam latarbelakang keilmuan baik dari antropologi, sosiologi, ekonomi maupun ilmu politik. Pendekatan metodologis dan epistemologis untuk menganalisis sumber daya-sumber daya komunal yang terkait dengan jaminan ekonomi, ekologi yang berkelanjutan, formasi identitas, serta partisipasi dalam pengambilan keputusan di negara berkembang menjadi fokus utama yang dijadikan perdebatan. Dalam buku ini pembaca akan diajak untuk membongkar pertanyaan mendasar dari setiap ilmu sosial melalui dikotomi-dikotomi �autonomy versus embeddedness�, �outcomes versus process�, serta �parsimony versus complexity�. Esai-esai yang muncul dalam buku ini mengilustrasikan beragamnya pendekatan yang dipakai untuk mengkaji tema-tema tersebut baik dari perspektif ilmu ekonomi maupun antropologi.