Toleransi mati, kekerasan terbeli. Tindak kekerasan dan konflik yang terjadi di masyarakat merupakan akibat matinya toleransi. Ruang untuk saling memahami dan menghargai sirna akibat kepentingan primordial yang lebih mengemuka dan menegaskan eksistensi yang lain. Toleransi hadir untuk saling menghargai agar realitas tetap eksis dengan segala warna-warninya. Begitupun eksistensi sebuah bangsa yang hadir diatas keragaman ras, suku, budaya, dan agama. Ia akan semakin kokoh ketika keragaman itu bersinergi dalam rangkaian interaksi untuk saling mengisi dan melengkapi. Dari sana kita bisa menyemai. Harmoni bukan homogenisasi yang menafikkan kompetisi. Justru menjadi ajang pertaruhan untuk menghadirkan segala asa menjadi nyata, termasuk asa terhadap perdamaian. Penulis mengharapkan dengan terbitnya buku ini para pembaca khususnya dan seluruh masyarakat Indonesia pada umumnya dapat semakin memahami temntang pentingnya toleransi untuk terciptanya kehidupan yang harmoni:rukun, damai, aman, dan tenteram dalam mewujudkan perdamaian hakiki. Marilah kita menebar toleransi untuk menyemai harmoni.