
PERPUSTAKAAN STPN
Pengarang | Sendius Wonda |
Penerbit | Galangpress |
Tempat Terbit | Yogyakarta |
Tahun Terbit | 2009 |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | 978-602-8174-20-6 |
Kolasi | 368 hlm.: 23 cm |
Subjek | Jeritan Bangsa |
Media | Buku |
Abstrak | |
"Zaman akan berubah. Peta politik yang sekarang, adalah peta politik yang sedang berubah... Cepat atau lambat, masa keemasan tanah-tanah jajahan akan berakhir. Bagaimanapun bodoh dan primitifnya suatu bangsa, ia akan tumbuh berkembang menyerap kecerdasan, pengetahuan, keterampilan, dan memiliki naluri untuk mempertahankan hidup." Mayor Soetrisno dalam bukunya Arus Pusaran SOEKARNO "Roman Zaman Pergerakan" (hal.122). Persekutuan Gereja-Gereja Babtis Papua mengatakan dalam konteks Papua, betapapun tertindas, terjajah, dan terpenjara orang milanesia, kesadaran mereka sudah bangkit dan menuju pada masa depan yang lebih bermartabat, bebas, dan mandiri dengan kekuatan: (1) Kebenaran Injil yang datang di tanah orang Milanesia sejak 5 Februari 1855; (2) Manipulasi sejarah integrasi; (3) Pelanggaran HAM; (4) Kegagalan OTSUS 2001. Socrates Sofyan Yoman, penulis Tenggelamnya Rumpun Melanesia "Kebebasan tidak dapat dibagi-bagi, sehingga jika suatu orang masih tertindas, semua orang lainnya tidaklah bebas." John F. Kennedy, mantan Presiden Amerika Serikat Tidak peduli rakyatnya dapat baca atau tidak, tidak peduli rakyat hebat ekonominya atau tidak, tidak peduli rakyat bodoh atau pintar, asal menurut hukum internasional mempunyai syarat-syarat suatu negara merdeka, yaitu ada rakyatnya, ada buminya dan ada pemerintahnya, sudahlah ia merdeka. Kisah dan petikan pidato-pidato bersejarah, Sang Proklamator Bung Karno tanggal 1 Juni 1945, dalam buku pidato-pidato yang mengubah dunia, hal 227. Ketika Kennedy bertemu dengan wakil Belanda, Ia mengatakan bahwa, "Papua Barat bukanlah negeri yang pantas diurusi kekuatan-kekuatan besar dunia." Selain itu, Ia pernah mengatakan kepada Dr.Van Roijen yang saat itu menjabat Duta Besar Belanda di Amerika, "orang-orang Papuamu hanya berjumlah 700.000 dan masih hidup di zaman batu. "R. Komer Seorang anggota CIA yang diangkat menjadi Staf Gedung Putih menyatakan kepada Pihak Australia "pernyataan bahwa Indonesia pro blok bila bukan komunis merupakan ancaman bagi mereka dan kita, daripada Indonesia yang memiliki beberapa ribu mil tanah kanibal." Menteri Luar Negeri Australia G. Barwick mengatakan kepada Menlu Belanda J. Luns, tentang sikap Partai Buruh Australia dalam mendukung kemerdekaan Papua Barat, "mereka sedang memerdekakan kutu-kutu tanpa mempertimbangkan akibatnya." Ironisnya negara-negara yang menghina Tanah dan Bangsa Papua Barat saat itu adalah juga negara-negara yang telah lebih 3 (tiga) dekade ikut menguras kekayaan alam Tanah Papua Barat (yang mereka sebut Negeri Kutu Tanah Kanibal Orang Zaman Batu), baik mineral maupun minyak dan gas bumi sampai hari ini masih mempersoalkan bagian keuntungannya masing-masing tanpa memikirkan hak asasi penduduk setempat serta atas kedaulatan semua sumber daya alam. Nicolaas J, mengungkapkan: Kami orang Papua merasa sedih, karena Amerika yang menamakan diri sebagai juara Demokrasi Kemerdekaan Terhadap Siapa, sebagai Penduduk Lautan Teduh, kami di negeri ini selalu menaruh kepercayaan besar, harus mundur hari ini. (Nicolaas_ jouwe, Holandia West Papua-1962) |
Nomor Rak | 390 - J | ||||||||||||||||||||||||
Nomor Panggil | 390 Won j | ||||||||||||||||||||||||
Lokasi | Ruang Baca | ||||||||||||||||||||||||
Eksemplar | 7 | ||||||||||||||||||||||||
![]() Pencarian koleksi menggunakan RFID akan membantu mempercepat menemukan koleksi di rak buku. Gunakan fitur ini jika mengalami kesulitan dalam menemukan koleksi di rak buku. Untuk menggunakan fitur ini silahkan klik salah satu Tombol Pesan diatas kemudian hubungi Petugas Pelayanan Sirkulasi dengan menyebutkan Judul Bukunya. |