Kehidupan politik dalam suatu bangsa atau negara, sampai saat ini masih menjadi barometer utama untuk menilai suatu bangsa itu memiliki kekuatan atau tidak. Meskipun aspek politik tentu tidak bisa berdiri sendiri, karena hal itu sangat terkait dengan kemajuan ekonomi suatu bangsa, juga kemajuan ilmu dan teknologi. Kalau kita lihat, fenomena masa kini, bahwa pemegang dominasi kekuatan politik dunia adalah mereka yang memiliki sumber daya yang handal dalam penguasaan ekonomi dan saintek.
Lantas dimana posisi mahasiswa yang sering disebut sebagai generasi yang secara kualitatif merupakan sumber daya masa depan yang handal?, Perlukah mereka "dibina", diarahkan atau di biarkan menemukan identitas dirinya sendiri secara independent, sehingga selalu siap menghadapi tatanan dunia.
Mahasiswa sebagai generasi yang secara kualitatif di pandang sebagai sumber daya masa depan yang handal, perlu kiranya di arahkan peran sertanya dalam kehidupan politik bangsa, khususnya dalam upaya pendewasaan politik dan demokratisasi. Terlebih-lebih, mahasiswa sebagai generasi muda, yang dalam GBHN 1988 maupun 1993 di pandang sebagai generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan Nasional.
Dengan demikian "pembinaan" terhadap generasi ini, khususnya mahasiswa ialah penanaman dimensi ideologi politis sebagai penerus cita-cita dan identitas nasional, juga peningkatan profesionalitas baik secara intektual maupun secara teknik-profesional.