Walaupun buah pikiran yang dituliskan dalam buku ini tidak baru lagi bagi kebanyakan pemikir serius di Indonesia, namun dalam bentuk dan susunan seperti sekarang ini, pada hemat penulis, ia merupakan produk baru. Bagi penulis sendiri ia merupakan karya yang kemunculannya tidak direncanakan sebelumnya. Singkatnya, buku ini adalah suatu hasil sampingan, bukan hasil utama karya penulis.

Setelah selama 10 bulan penulis menggarap buku teks Politik Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, maka pada saat ia mengadakan refleksi dan merenungkan kembali metoda penulisan buku tersebut, ia sampai pada kesimpulan bahwa metodanya relatif Baru, bukan metoda gang konvensional. Metoda yang dimaksud adalah metoda trans-disiplin. Metoda trans-disiplin dapat dibedakan dari metoda antar-disiplin atau metoda multi-disiplin dalam hal, bahwa ia dikuasai dan diterapkan oleh satu orang, yang secara konsekuen bersikap tidak fanatik pada disiplin yang dikuasainya, tetapi justru cenderung bersikap semakin tidak puas dengan disiplin ilmunya sendiri. Karena rasa tidak puas itu, maka ia dengan rasa dan sikap "rendah diri" mencari bantuan disiplin lain yang dianggapnya mampu menolong "ekspedisi" ilmiahnya.

Demikianlah, sebagai ekonom (khususnya ekonom-pertanian, yang di Indonesia sering dinamakan agro-ekonom), penulis memberanikan diri meminjam metoda pendekatan dari ahli-ahli antropologi, sosiologi dan ilmu politik. Penulis merasa tidak lebih baik dari orang awam dalam hal penguasaan disiplin ilmu-ilmu sosial yang disebutkan belakangan. Satu-satunya yang mengesankan penulis adalah bahwa ahli-ahli antropologi, sosiologi dan ilmu politik (di samping ahli-ahli dari cabang ilmu lain), ternyata sangat sering menaruh perhatian yang sama pada masalah-masalah yang dihadapi oleh agro-ekonom. Dengan mempelajari secara tekun hasil-hasil penelitian mereka, ternyata seorang agro-ekonom akan memahami secara lebih mendalam masalah-masalah pembangunan perdesaan dan masalah-masalah lain yang dihadapi oleh masyarakat dan penduduk perdesaan. Karena pendekatan ini baru merupakan satu usaha percobaan, maka pikiran-pikiran ini dituliskan sebagai semacam pikiran tentatif atau hipotetik untuk diuji oleh rekan-rekan peneliti ilmu sosial lain.