Sekalipun Green revolution telah sukses mengantar bangsa kita meraih predikat swasembada beras dan terbebas dari kelaparan, tetapi tidak sedikit pula kegagalan yang kita derita.
Kondisi agroekosistem persawahan kita rusak, antara lain punahya satwa dan serangga non hama akibat penggunaan pestisida secara tidak rasional. Derajat kesuburan tanah semakin merosot dan produktivitas hasil panen semakin menurun, karena penggunaan pupuk kimia secara berlebihan.

Dampak sosial pisikologi masih menghantui banyak petani karena endapan pengalaman traumatik akibat arogansi aparat dan sikap ketergantungan petani pada kebijakan pemerintah. Namun demikian, akhir-akhir ini muncul fenomena pertanian yang menarik. Yaitu tumbuhnya kesadaran baru dikalangan petani untuk berusaha tani dengan cara-cara tradisional.

Mereka mencoba mempraktekkan cara-cara bertani konvensional yang ramah lingkungan. Mereka tidak lagi memilih benih varietas unggul, tetapi menggunakan benih lokal, mereka tidak lagi menggunakan pupuk Urea, TSP, NPK, dan sejenisnya, tetapi memilih pupuk kandang atau kompos buatan sendiri.
Mereka tidak lagi menggunakan obat-obatan buatan pabrik, tetap meramu pestisida hayati sendiri. Mereka membentuk kelompok atau paguyupan petani organik.
Indikasi kebangkitan pertanian ramah lingkungan sebagai tren pertanian masa depan.
Penerbitan buku ini dimaksudkan untuk membantu pemahaman, menambah wawasan.