Pancasila dengan segala liku �likunya mengalami perkembangan terus menerus. Meskipun bagi sementara orang awam mungkin dipandang terlalu lamban bahkan dianggap mandek. Melalui diskusi Seminar dan polemic di Media masa bias diamati adanya perkembangan pemikiran yang semakin berbobot Disamping berbagai tantangan yang bersifat tehnis dan politis bagi perekonomian Indonesia maka yang tidak kurang pentingnya adalah tantangan edologis. Apa yang dinilai baik dan bersumber dari barat sering kali peroleh hasil yang sebaliknya ketika ditetapkan disini.. Dalam keadaan di mana system perekonomian masih belum mapan benar yang masih merupakan system� gado-gado� dari macam-macam system yang tidak jelas dan tidak murni lagi. Ekonomi Pancasila yang makin sering disebut sebut dalam pembicaraan sehari-hari ataupun dalam tulisan tulisan ilmiah popular dalam kenyataanya masih sukar didefinisikan.Masyarakat luas seakan akan sudah mendambakan sekali kehadiran system Ekonomi Pancasila tersebut, dan bahkan para penentu kebijaksanaan dan pelaksanaanya ingin mendapat bantuan para ahli untuk merumuskannya. Ekonomi Pancasila dan teori ekonominya hanya dapat lahir dengan dukungan yang benar-benar menghayati Pancasila dan yang benar benar bertekat melaksanakannya dalam kehidupan sehari hari. Inilah salah satu pelajaran dari sejarah gagasan � gagasan Ekonomi misalnya Teori ekonomi klasik lahir pada abad ke 18 dalam suasana keinginan adanya kebebasan(Liberalisme) di dunia barat kemudian terbukti teori ekonomi dari Adam Smith, itu mampu memperlancar penyebaran ajaran liberalisme. Ekonomi Pancasila tidak akan berhasil bila tidak didasari keyakinan antara eratnya kaitan antara ilmu ekonomi dengan ilmu-ilmu social lainnya yaitu ilmu-ilmu antropologi, sosiologi dan politik psycologi dan sejarah. Pendekatan Transdisiplin harus diterapkan oleh semua ahli ilmu social agar penggalian dan penemuan teori tersebut mencapai hasil. Penulisan buku ini berkat bantuan moril dan keuangan dari PT Rajawali Nusantara Indonesia AJB Bumi putra 1912 dan PT Mercubuana.