Awalnya adalah sebuah kesadaran, beberapa kalangan beranggapan bervitalisasi pertanian ( yang kemudian berkembang menjadi revitalisasi pertanian, perikanan, dan kehutanan atau RPPK ) merupakan suatu terminologi politik karena menjadi populer sebagai salah satu "janji politik" yang di tawarkan pada saat pemilihan umum 2004 oleh Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Namun demikian RPPK tetap memiliki argumentasi akademis, dan PSP IPB telah memberikan kontribusi dalam penyusunan dokumen RPPK yang di canangkan Presiden juni 2005.

Revitalisasi pertanian pada awalnya adalah sebuah kesadaran, mengenai pentinya pertanian bagi kehidupan seluruh rakyat dan bangsa Indonesia. Kesadaran bahwa Indonesia justru akan menjadi negara besar jika mampu mendayagunakan pertanianya. Kesadaran tersebut kemudian menjadi janji politik dalam pemilihan umum, dan karena mendapat kepercayan rakyat, kemudian janji politik itu menjadi ketetapan tentang pembangunan nasional yang tertuang dalam rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) yang dikukuhkan dalam bentuk keputusan presiden.

Arti penting pertanian, Revitalisasi pertanian memiliki tiga pilar pengertian,
pertama, pengertian revitalisasi pertanian sebagai kesadaran akan pentingnya pertanian �dalam arti vitalnya pertanian �bagi kehidupan bangsa dan rakyat Indonesia,
kedua, revitalisasi pertanian sebagai bentuk rumusan harapan masa depan akan kondisi pertanian,
serta ke tiga pengertian revitalisasi sebagai kebijagan dan strategi besar melakukan proses revitalisasi itu sendiri.

Pada tulisan ini hanya akan diuraikan secara singkat arti penting pertanian dan kebijakan dan strategi besar yang akan dilakukan, sedangkan harapan masa depan, karena keterbatasan ruang akan dibahas pada kesempatan berbeda.