Secara teoretis, sasaran pendidikan tinggi hukum dapat disederhanakan ke dalam 3 (tiga) aspek, yakni: aspek pengetahuan/keilmuan (kognitif), aspek keterampilan (psikomotorik), dan aspek sosial (afektif). Selaras dengan reorientasi pendidikan tinggi hukum, maka titik berat pendidikan tinggi hukum pada Strata-1 (yang menghasilkan Sarjana Hukum) terletak pada komponen keterampilan dan kepekaan sosial, sedangkan pada Strata-2 dan 3 (yang menghasilkan Magister Ilmu Hukum dan Doktor Ilmu Hukum) dititikberatkan pada komponen keilmuan dan kepekaan sosial. Dengan demikian, di dalam membelajari ilmu hukum terdapat 2 (dua) sikap (attitude,) yang berbeda, yakni sikap profesional bagi "program profesiona!" (semua S1. dan khusus S2 profesiona! ) dan sikap saintifik bagi program akademik (S2, S3). Ciri utama pendidikan profesional dalam mempelajari atau menghadapi hukum adalah `sikap memertahankan. Hakim mempertahankan hukum positif dengan cara memeriksa dan memutus;jaksa dengan cara menuntut;dan pengacara dengan cara membela klien. Agar bisa mempertahankan, maka harus diketahui 'dimana hukumnya dan bagaimana penerapannya'. Sebaliknya, ciri utama penyelenggaraan pendidikan akademik adalah �sikap-menyelidiki�. Pertanyaan Khasnya adalah:apakah hukum itu ada dan benarkah (hukum) itu.� Di dalam melakukan studinya,para mahasiswa pascasarjana (S2,S3) harus selalu bersikap �tidak percaya� bahwa hukum itu ada. Oleh karena itulah, maka mereka selalu mencari (to search) dan mencari-cari (RESEARCH). Perbedaan misi penyelenggaraan pendidikan tinggi hukum pada masing-masing jenjang di atas, seyogianya berimplikasi terhadap karakter karya ilmiah bidang hukum pada jenjang S1 maupun S2, S3. Pada level S1, karya ilmiah dalam hal ini skripsi, merupakan tulisan deskriptif-analitis yang mengemukakan 'apa hukum dan bagaimana penerapan hukum' dari suatu masalah hukum yang diselidikinya. Seianjutnya, tesis (kecuali tesis S2 profesional) dan disertasi seyogianya merupakan tulisan deskriptif-analitis yang berisi elaborasi penjelasan (baca:yang bersifat eksplanatoris) mengenai fenomena hukum yang problematis yang diteliti oleh Calon Magister Ilmu Hukum dan Doktor Ilmu Hukum.