Literatur mengenai perencanaan spasial yang muncul baru-baru ini cenderung menekankan pada fungsi kota-kota kecil dalam proses pembangunan regional dan nasional. Kota-kota ini pada umumnya diarahkan untuk menjadi penghubung antara kota besar dan daerah pinggiran kota dimana terdapat konsentrasi birokrasi dan pembuatan keputusan ekonomi. Meningkatnya perhatian pada fungsi kota kecil terhadap pembangunan dipengaruhi oleh beragam fenomena seperti:tumbuhnya kota-kota metropolis;kegagalan kebijakan pembangunan yang terpusat di kota besar, serta keterabaian sumber daya pedesaan. Konsep perencanaan pada dasarnya memang tidak selalu realistis dan fakta empirik terkait perhatian pada kota-kota kecil dalam perencanaan regional memang masih sangat tertinggal jauh di belakang. Buku ini berisi penelitian mengenai pusat kota kecil dan wilayah pinggiran di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah yang dilakukan oleh The Sections Developing Countries dari Jurusan Geografi Universitas Utrecht. Penelitian serupa ini sebenarnya sudah dilakukan dengan memakai konteks daerah yang berbeda yaitu di Mali, Afrika Barat. Banjarnergara dipilih sebagai studi kasus untuk Indonesia karena dianggap memiliki kekhasan diantaranya:memiliki pola pemukiman yang relatif unik dimana persentase terbesar populasi kelompok urban tinggal di kota berukuran sedang atau kecil. Alasan yang kedua adalah pengalaman penelitian terdahulu yang sudah pernah dilakukan di daerah pedesaan di Sungai Serayu. Buku ini akan memberikan penjelasan kepada pembaca mengenai dinamika kota kecil di Jawa melalui potret:struktur sosial orang Jawa;struktur produksi di kota Banjarnegara, perdagangan hasil bumi dan ternak serta realitas di sektor industri.