Jalinan antara teori sosial dengan praktek politik sebenarnya sudah ada sejak lama, walaupun demikian masih tetap penting dan terus diperdebatkan dalam ilmu-ilmu sosial. Setidak-tidaknya semenjak awal abad ke 18, tatkala penelitian sosiologi yang sistematis untuk pertama kalinya dimulai dan malah lebih jauh lagi ke belakang pada saat para filosof politik dan ekonomi politik tanpak menaruh perhatian terhadap sifat tindakan politik dari suatu perspektif teori tentang sifat masyarakat pada umumnya. Telah ada suatu hubungan timbal balik yang rumit dan berubah-rubah diantara para teoritis dan aktor politik . Karena para teoritis sosial dan politisi tidak pernah mengabaikan teori-teori atau hubungan-hubungan politik, maka tak heran kalau pada tahun-tahun terakhir ini telah terjadi suatu peningkatan minat terhadap masalah yang tampaknya mempertalikan pengaruh-pengaruh krisis ekonomi dan sosial serta runtuhnya model-model kaum fungsionalis dan positivis sosial yang berpengaruh, disamping upaya pembentukkan teori politik dunia kapitalis pasca perang. Konsensus politik dan teoritis alam demokrasi liberal sudah diperlemah, terutama di Inggris, tempat teori-teori dan ideologi �ideologi yang saling barlawanan memainkan peranan penting dan jelas dalam kancah politik. Bahkan di beberapa negara totaliter, sekalipun pengaruh ideologi yang berkuasa demikian besar dan rezim-rezim yang represif melakukan diskusi-diskusi yang sia-sia, tetapi akhir-akhir ini telah muncul beberapa pembahasan mengenai sifat masyarakat dan politik sebagaimana terjadi di Polandia dan Brasil, meski sayang,debat seperti itu di tempat lain amat dibatasi seperti di Cekoslowakia dan Argentina.