Banyak orang mulai mempertimbangkan ajaran Islam yang terkesan mendiskreditkan perempuan. Tanda tanya besar yang sering muncul mempertanyakan dimana letak kesalahan antara ajaran normatif Islam yang mengajarkan kesetaraan lewat menusia dengan pemahaman sebagai umat yang menempatkan perempuan sebagai makhluk kedua yang lebih rendah daripada laki-laki.

Kesenjangan antara cinta dan fakta itu perlu dipecahkan dengan memperhatikan kembali substansi ajaran yang tentu tidak dapat dilepaskan dari kerangka teologi Islam. Untuk itu diperlukan pembahasan yang mendalam dengan melihat teks dan konteksnya. Beberapa persoalan yang terkait dengan keluarga memperlihatkan adanya bias jender, dibahas dalam buku ini dengan tetap berpijak pada landasan teologis agar tidak keluar dari prinsip yang telah digariskan Islam. Di samping itu, dikemukakan pula pemikiran emansipasi wanita yang masih sering diperdebatkan pula dasar pijakannya, Islam ataukah Barat?