S ekolah pengungsi' adalah istilah yang jamak dipakai untuk menyebut sekolah yang diperuntukkan bagi kelompok pengungsi atau dibangun di lokasi pengungsian seperti kamp-kamp dan resettlement. Sekolah semacam ini juga seringkali disebut dengan istilah 'sekolah darurat', 'sekolah tenda', serta 'sekolah temporer'. 'Sekolah pengungsi' pada dasarnya mengisyaratkan sebuah pola pendidikan yang didesain secara khusus. Karakteristik situasi pengungsian yang berbeda-beda serta isu-isu spesifik yang muncul dalam situasi pengungsian, seperti: pengalaman traumatis, kurangnya sumber daya dan jaringan sosial, serta kebutuhan akan jaminan perlindungan dan keamanan, menghendaki penanganan yang berbeda dengan sekolah-sekolah pada umumnya.

Dalam upayanya untuk memulihkan anak-anak yang menjadi korban konflik, tulisan ini menemukan sisi lain dari sekolah yang selama ini diyakini dapat menjadi 'zona yang aman' bagi anak-anak di pengungsian. Sekolah pada kenyataannya menciptakan satu bentuk pencapaian yang lain. Satu-satunya upaya memberikan kemerdekaan bagi anak yang dirintis melalui kampanye hak anak, menghadirkan resistensi yang sangat kuat diantara guru dan orang tua terhadap perubahan perilaku yang dimunculkan anak. Resistensi ini merupakan gambaran dari eksistensi anak yang 'semu'. Anak-anak seolah mengalami 'pemasungan' sistematik dari berbagai pihak yang mendefinisikan 'kepentingan terbaik untuk mereka.'