Perubahan penggunaan tanah harus sesuai dengan RTRW Kenyataannya menunjukkan perubahan penggunaan tanah tidak terkontrol, terutama pada lahan pertanian menjadi non-pertanian. Kawasan Perkotaan Jember merupakan kawasan yang memiliki pengembangan perkotaan yang tinggi sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan penggunaan tanah di Kawasan Perkotaan Jember periode 2014-2022, memprediksi penggunaan tanah tahun 2034 menggunakan model cellular automata-artificial neural network (CA-ANN). dan mengetahui kesesuaian antara prediksi penggunaan tanah tahun 2034 dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Jember Tahun 2015-2035 dan Lahan Sawah Dilindungi (LSD).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan spasial. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan tanah hasil digitasi citra Landsat 8 perekaman tahun 2014, 2018. dan 2022. Serta faktor pendorong perubahan penggunaan tanah yang meliputi kepadatan penduduk, jarak terhadap jalan, jarak terhadap pusat perdagangan, jarak terhadap fasilitas pendidikan, dan jarak terhadap fasilitas kesehatan.

Hasilnya menunjukkan terjadi perubahan penggunaan tanah Kawasan Perkotaan Jember periode tahun 2014-2022, pemukiman mengalami peningkatan luas paling tinggi sebesar 9,01%. pertanian mengalami penurunan luas tertinggi mencapai -7,67%. Pemodelan spasial menghasilkan nilai kappa sebesar 0,93590 dengan persen correctness sebesar 95,3% yang mengindikasikan bahwa model tersebut dapat digunakan untuk analisis prediksi penggunaan tanah di masa depan. Perbandingan luas penggunaan tanah selama periode 2018-2034 yang mengalami penurunan luas tertinggi adalah penggunaan pertanian sebesar 8.32% sedangkan peningkatan luas terbesar selama periode 2018-2034 terjadi pada penggunaan pemukiman yang mencapai 11,26%. Hasil kesesuaian penggunaan tanah tahun 2034 terhadap RTRW tahun 2015-2035 menunjukkan nilai 60,01%, dan terdapat ketidaksesuaian penggunaan tanah terhadap RTRW pada tahun 2034 sebesar 33.75%. Kesesuaian penggunaan tanah tahun 2034 terhadap LSD menunjukkan kesesuaian mencapai 73.31%. Namun terdapat potensi ketidaksesuaian penggunaan tanah terhadap LSD mencapai nilai 26,69%.