Problematika dalam bidang pertanahan banyak terjadi di Indonesia, salah satu problematika yang sering terjadi yaitu Tanah Telantar, Persoalan fenomena tanah telantar menunjukkan bahwa ketiadaan kriteria yang tidak jelas, baik mengenai subyek, obyek, dan jangka waktu yang secara signifikan menunjukkan suatu tanah disebut sebagai tanah telantar membawa akibat semakin maraknya kasus pertanahan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme serta problematika dalam penertiban tanah telantar, khususnya di wilayah Jawa Tengah. Obyek pada penelitian ini merupakan HGB atas nama PT Tanah Mas Duaja yang terletak di Kota Semarang yang dilakukan penertiban tanah telantar pada tahun 2014. Metode yang digunakan pada penelitian ini merupakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Perolehan data primer penelitian ini melalui wawancara dan observasi serta data sekunder didapatkan melalui studi dokumen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa mekanisme yang dilaksanakan pada proses penertiban tanah telantar HGB atas nama PT. Tanah Mas Duaja dimulai dari tahapan inventarisasi tanah terindikasi telantar hingga usulan penetapan tanah telantar yang kemudian usulan penetapan tanah telantar tersebut dicabut. Hal tersebut disebabkan karena adanya problematika yang terjadi dalam proses penertiban tanah telantar, yaitu: mispersepsi oleh pihak PT. Tanah Mas Duaja dan tidak efektifnya implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010.