Kantor pertanahan Kota Magelang telah melaksanakan program PTKL sejak tahun 2023 namun hingga kini belum menjadi kota lengkap. Maka dilakukan penelitian untuk mengetahui mengapa Kota Magelang belum menjadi kota lengkap, bagaimana kualitas datanya, apa kendalanya dan apa solusi yang ditempuh.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara terhadap Informan yang dipilih secara purposive dan studi dokumen. Analisis data menggunakan metode analisis kualitatif deskriptif dengan membuat uraian berdasarkan data primer dan sekunder.

Hasil dari penelitian ini adalah kantor pertanahan Kota Magelang belum dapat mewujudkan kota lengkap karena seluruh kelurahan di Kota Magelang belum memenuhi syarat untuk dideklarasikan sebagai kelurahan lengkap. 6 kelurahan telah memenuhi syarat NIB tervalidasi ≥95% dan BT tervalidasi ≥98% namun bidang tanah belum terpetakan 100%. Dari 39.848 sertipikat di Kota Magelang 97,12 persen sudah terpetakan sementara sisanya belum terpetakan. Kendala yang dihadapi adalah kuantitas SDM yang kurang, terdapat beberapa sarana prasarana yang kurang, beberapa alat ukur rusak, anggaran DIPA yang belum terselesaikan, Juknis yang masih terlalu umum dan kurang detail, dan bidang tanah lama yang sulit untuk dipetakan. Solusi yang dilakukan adalah menggunakan tenaga bantuan dari luar, menambah prasarana yang kurang, melakukan perbaikan terhadap alat ukur yang rusak, berkoordinasi kepada kanwil mengenai anggaran dan juknis, dan berkoordinasi dengan perangkat desa untuk memetakan bidang tanah.