Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang menetapkan bahwa ruang terdiri dari darat, laut, udara, dan ruang dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah yang dipenuhi dengan berbagai pemanfaatan. Perubahan penggunaan tanah sebagai respons terhadap pertambahan penduduk dan pembangunan baru merupakan hal yang tak terhindarkan dan memerlukan acuan untuk pengambilan keputusan yang tepat guna. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) disusun secara hirarki untuk mengatur penggunaan dan pemanfaatan tanah, namun sering kali ketidaksesuaian antara penggunaan tanah eksisting dan arahan RTRW terjadi. Penelitian ini, menggunakan metode campuran dengan desain concurrent triangulation, mengevaluasi kesesuaian penggunaan tanah terhadap RTRW Kota Pekanbaru tahun 2020-2040. Hasil menunjukkan bahwa dari 217 poligon sampel, 88,5% sudah sesuai dengan RTRW, sedangkan 11,5% menunjukkan ketidaksesuaian, terutama pada kawasan ruang terbuka hijau, sempadan sungai, dan kawasan perdagangan yang digunakan untuk perumahan dan perkebunan. Perubahan tutupan lahan dari 2018 hingga 2023 mencerminkan peningkatan lahan terbangun sebesar 14,73%, menandakan ketidaksesuaian antara kondisi eksisting dan RTRW. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perubahan penggunaan tanah meliputi pertumbuhan penduduk yang pesat, kegiatan ekonomi yang berkembang, kebijakan pemerintah yang tidak konsisten, dan urbanisasi cepat. Rekomendasi termasuk penegakan hukum dan pengawasan yang lebih ketat, perencanaan yang responsif terhadap kebutuhan, pengembangan infrastruktur yang berkelanjutan, peningkatan kesadaran publik, dan kolaborasi antar sektor untuk memastikan perencanaan dan pelaksanaan RTRW yang lebih baik.