Perkembangan wilayah mengakibatkan alih fungsi lahan sehingga seringkali terjadi perubahan yang tidak sesuai dengan perencanaan wilayah dan perkotaan. Penelitian menggunakan metode campuran (mix methods). Metode penelitian ialah kuantitatif dengan pendekatan keruangan (spatial). Perbub Bandung Nomor 25 Tahun 2021 tentang RDTR BWP Bojongsoang Tahun 2020-2039 mengakibatkan perubahan penggunaan lahan. Berdasarkan penelitian terjadi perubahan Penggunaan lahan Perubahan penggunaan lahan 2019-2023 di BWP Bojongsoang yang paling banyak terjadi penambahan yaitu Perumahan Padat seluas 54,38 Ha (21,62%) dari total luasan 184,59 Ha, sedangkan Perumahan Jarang sebesar 32,80 Ha (13,04%). Penggunaan lahan yang berkurang selama 5 tahun terakhir yaitu Sawah Irigasi 118,89 Ha (47,27%) dan Kebun seluas 6,88 Ha (2,74%). Perubahan penggunaan lahan yang terjadi di BWP Bojongsoang pada tahun 2019-2023 membentuk pola clustered dengan nilai penyebaran tetangga terdekat yakni T-0,432582. Kesesuaian pada kategori Sesuai sebanyak 1222.67 Ha (60,23%). Pada kategori Belum Sesuai luasnya 255,66 Ha (12,59%). Sedangkan untuk yang Tidak Sesuai dengan RDTR BWP Bojongsoang yakni 551,78 Ha (27,18%). Hasil analisis potensi perubahan penggunaan lahan di BWP Bojongsoang dalam kategori Tidak Berpotensi Berubah karena telah sesuai dengan RDTR luasnya 1478,35 Ha (72,82%). Pada kategori Berpotensi Berubah Sesuai RDTR luasnya 551,78 Ha (27,18%). Perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan non pertanian dapat berdampak potensial pada lingkungan sekitarnya. Pada aspek sosial ekonomi terdapat potensial dampak yaitu terjadi peningkatan pola berpikir dengan perubahan mata pencaharian petani dan adanya pembangunan Sungai Cikapayu oleh developer guna mengantisipasi banjir. Sedangkan potensial dampak lainnya ada pada penurunan luas lahan yakni terjadinya penurunan produksi hasil panen padi dan produksi tanaman di BWP Bojongsoang. Potensial 73 dampak yang terjadi peningkatan jumlah penduduk akibat mutasi penduduk. Pada aspek lingkungan adanya pengurangan daerah resapan air pada lahan pertanian yang terkonversi yang akan mengakibatkan banjir. Semakin banyak penduduk berpotensi mengakibatkan peningkatan jumlah sampah masyarakat dan emisi.