Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang terus bertambah di daerah kota Yogyakarta serta perekembangan kota yang terus meningkat seiring waktu, membawa pengaruh terdahap daerah-daerah yang di dekatnya. Akibatnya daerah urban seperti Kapanewon Gamping banyak terjadi alih fungsi tanah pertanian terutama penyusutan tanah sawah ke non pertanian, hal ini tentu membuat luas tanah sawah terus berkurang dari waktu ke waktu.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alih fungsi tanah sawah ke non pertanian dan fakto-faktor yang mempengaruhui terjadinya alih fungsi tanah di Kapanewon Gamping. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran antara metode kuantitatif dengan pendekatan spasial dan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif.

Hasil dari penelitian ini adalah adanya: 1) terjadi alih fungsi tanah sawah selama lima tahun terakhir, di Kalurahan Ambarketawang sebesar 10,937 ha, Kalurahan Balecatur sebanyak 10,116 ha, Kalurahan Banyuraden seluas 13,238 ha, Kalurahan Nogotirto seluas 11,380 ha, dan Kalurahan Trihanggo seluas 14, 887 ha; 2) faktor penyebab terjadinya alih fungsi tanah sawah di Kapanewon Gamping adalah perkmebangan kota, perkembangan ekonomi dan pertumbuhan penduduk.