Berdasarkan observasi awal peneliti, dalam pelaksanaan pengadaaan tanah untuk pembangunan jalan tol Solo-Yogyakarta di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali ditemukan permasalahan ketidakjelasan status tanah bekas perusahaan perkebunan Belanda atau onderneming ground (OG). Permasalahan ini menghambat upaya pelaksanaan pemberian ganti rugi tanah tersebut. Metode penelitian yang digunakan yakni metode penelitian kualitatif dengan pendekatan yuridis empiris untuk mengetahui status tanah OG, proses pemberian ganti kerugiannya, permasalahan dan penyelesaian pemberian ganti kerugian kepada pihak yang berhak atas tanah OG. Hasil penelitian menunjukan status tanah OG bekas los no. 21 Kateguhan merupakan tanah negara tidak bebas. Pelaksanaan pemberian ganti kerugian dilakukan terpisah antara ganti rugi kepemilikan dan ganti rugi penguasaan. Pihak penggarap hanya menerima ganti rugi atas kerugian usaha atau tanam tumbuh atas tanah OG. Permasalahan ketidakjelasan status tanah dapat diselesaikan dengan pengajuan gugatan ke Pengadilan Negeri atau Koordinasi ulang untuk membuktikan tanah OG merupakan bagian aset PTPN (BUMN). Apabila tanah OG tercatat aset ganti rugi dilakukan setelah dilakukan penghapusan aset, namun apabila tidak tercatat aset ganti rugi dapat didasarkan pada surat penguasaan fisik dengan itikad baik.