Pendaftaran tanah pertama kali untuk tanah yang berbatasan langsung dengan Tanah Kalurahan di Kabupaten Sleman menghadapi tantangan unik karena keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta dalam urusan pertanahan. Kompleksitas ini menciptakan potensi kendala dalam proses pendaftaran tanah. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilaksanakan untuk menganalisis prosedur pelaksanaan pendaftaran tanah pertama kali untuk tanah yang berbatasan langsung dengan Tanah Kalurahan, serta mengidentifikasi kendala dan upaya yang dilakukan dalam proses tersebut di Kabupaten Sleman.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan studi dokumen. Informan penelitian meliputi pejabat dari Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman, Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kabupaten Sleman, perangkat desa, dan masyarakat terdampak.

Hasil menunjukkan prosedur bergantung pada kesesuaian dengan peta desa dan hubungan tanah perorangan dengan Tanah Kalurahan, memerlukan persyaratan dan data pendukung spesifik. Kantor Pertanahan berkoordinasi dengan DPTR Kabupaten Sleman untuk kasus-kasus terkait. Kendala utama meliputi kesulitan identifikasi lokasi, ketiadaan kesepakatan batas, tumpang tindih kepemilikan, kurangnya bukti pendukung, keterbatasan sumber daya dan anggaran, serta kompleksitas prosedur. Masyarakat menghadapi kendala kurangnya pengetahuan, perbedaan penunjukan batas, dan lamanya proses pensertipikatan. Ditemukan 74 dari 86 kalurahan di Sleman mengalami permasalahan terkait, dengan total 570 kasus teridentifikasi. Upaya mengatasi kendala meliputi peningkatan koordinasi antar lembaga, fasilitasi penyelesaian kasus khusus, edukasi masyarakat, penggunaan teknologi untuk identifikasi lokasi, dan peningkatan transparansi proses.