Alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian adalah suatu proses perubahan penggunaan lahan dari bentuk pengunaan tertentu menjadi penggunaan lain. Alih fungsi lahan ini terjadi akibat adanya persaingan dalam pemanfaatan lahan antara sektor pertanian dengan sektor non pertanian yang muncul akibat adanya tiga fenomena yaitu ekonomi, sosial, keterbatasan sumberdaya, pertambahan penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Kebutuhan akan pangan akan bertambah seiring dengan pertambahan penduduk. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat petani setelah pengalihan fungsi lahan pertanian sawah menjadi non pertanian. Dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif kualitatif dengan fokus melihat alih fungsi lahan yang terjadi di Kalurahan Margoluwih, Kecamatan Seyegan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara yaitu observasi, wawancara langsung dengan informan, Sumber data diperoleh melalui pengamatan langsung ke lokasi penelitian dan mengadakan wawancara dengan informan yaitu kepada masyarakat yang lahannya mengalami alih fungsi lahan serta pandangan masyarakat mengenai alih fungsi yang terjadi di Kalurahan Margoluwih.

Kesimpulan, alih fungsi lahan sawah di Kalurahan Margoluwih dipengaruhi oleh faktor internal yang berupa motif ekonomi petani sawah, dan juga faktor eksternal yang berupa pertumbuhan penduduk. Petani menjadi aktor utama yang terdampak dari fenomena ini, terutama secara sosial dan ekonomi. Kemudian fenomena ini dipandang melalui pendekatan ekonomi. Petani memiliki motif ekonomi dalam pembuatan keputusan untuk menjual/mengalihfungsikan lahan sawahnya.