Hutan di ludonesia adalah ekosistem penting yang mencakup 6- luas daratan negara ini, menurut data Kementerian Lingkungan Hig Kehutanan (LHK). Hutan tidak hanya menjadi sumber penghidupan tetapi juga tempat pemenuhan kebutuhan bagi masyarakat, termasuk mayyarakat buk (MHA) yang telah lama menguasai dan memanfaatkan tanah butan sebebas terbentuknya negara.

Salah satu contoh konflik penguasaan tanah butan oleh MHA Nagari Simpang Utara, Kecamatan Simpang Alahan Mati, Kabupaten Pasanman. D wilayah ini, MHA yang dipimpin oleh Datuk Putiah mcogklain kawasan butan sebagai tanah ulayat berdasarkan hukum adat Minangkabau Pemerintah melalu Kementerian LHK menetapkan kawasan itu sebagai batan negara berdasarkan Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dan diperkuat dengan Sura Keputusan Menteri Kehutanan No. 35/Menbut-11/2013. Penelitian ini Netujuan untuk mengidentifikasi dinamika penguasaan tanah oleh MITA dan megoukan solusi penyelesaian konflik sesuai peraturan yang berlaku. Metosle penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif

Temuan menunjukkan bahwa pengakuan dan eksistensi MHA sering kali bertentangan dengan kebijakan pemerintah, menimbulkan gesekan soوص masyarakat adat dan aparat negara. Berkaitan dengan hal tersebut ugya penyelesaian konflik menyangkut tanah ulayat harus mempertimbangkan kedua siss untuk mencapai solusi yang adil dan berkelanjutan. Kemitraan Konservasi va tanah ulayat yang berada dalam kawasan hutan suaka alaor dan Perhutanan Sastal pada tanah ulayat yang berada dalam kawasan butan lisdung dipandang mensah suatu solusi yang tepat agar meminimalisasi terjadinya konflik di usasa urcustang