Pemerintah melakukan pembangunan di segala aspek secara masif untuk kepentingan rakyat. Salah satu proyek pembangunan yang sedang dijalankan Pemerintah adalah Proyek Strategis Nasional (PSN). Salah satunya yaitu Pengadaan Tanah Jalan Tol Kediri-Kertosono yang akan menghubungkan Kabupaten Kediri dan Kabupaten Nganjuk. Salah satu desa yang terdampak pengadaan tanah tersebut yaitu Desa Maron, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri. Pengadaan tanah untuk pembangunan jalan tol tidak hanya mencakup pemindahan kepemilikan tanah dari pemilik asal ke pihak pembangun, tetapi juga berpotensi mengubah penggunaan tanah dan nilai tanah di sekitarnya.

Penelitian ini bertujuan untuk menetahui bagaimana ptensi perubahan penggunaan tanah dan nilai tanah di Desa Maron pasca pengadaan tanah jalan tol Kediri-Kertosono. Dalam penelitian ini digunakan metode kuantitatif dengan pendekatan spasial. Analisis perubahan penggunaan tanah dilakukan dengan interpretasi citra google earth tahun 2019 dan 2023. Sedangkan analisis perubahan nilai tanah menggunakan data pengambilan sampel yang didapatkan dari survei lapangan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan penggunaan tanah pada tahun 2019-2023. Perubahan penggunaan tanah yang terjadi hanya seluas 15.581 m² dari luas Desa Maron atau sebesar 1,06 %. Perubahan penggunaan tanah tersebut hanya berada pada beberapa wilayah dan tidak menyebar. Sedangkan perubahan nilai tanah mengalami peningkatan pada keseluruhan sampel dan tersebar di semua wilayah Desa Maron. Rata-rata disparitas nilai tanah yang terjadi antara sebelum dan sesudah pemberian ganti rugi pengadaan tanah jalan tol Kediri-Kertosono yaitu sebesar 12,7%. Perbedaan disparitas tersebut dikarenakan lokasi sampel yang berbeda-beda sehingga sampel yang berlokasi di pinggir jalan raya lebih tinggi disparitas nilai tanahnya dibandingkan dengan sampel yang berlokasi di dalam gang.