Kebutuhan pengukuran dan pemetaan termasuk survei bidang tanah di Indonesia masih sangat tinggi dimana masih banyak bidang-bidang tanah yang belum terpetakan. Pemerintah telah melakukan berbagai program dalam Pendaftaran Tanah salah satunya melalui program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). Kebijakan ini menjadi Program Strategis Nasional dengan konsep membangun data bidang tanah baru dan sekaligus meningkatkan serta menjaga kualitas data bidang tanah terdaftar yang sudah ada agar seluruh bidang-bidang tanah terdaftar lengkap dan akurat yang memberikan jaminan kepastian dan perlindungan hukum hak atas tanah dan jaminan kepastian letak dan batas bidang tanah. Untuk itu dibutuhkan metode pengukuran dan pemetaan bidang tanah yang efektif dan efisien untuk menunjang terlaksananya pemetaan bidang tanah tersebut.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kepastian hukum objek hak menggunakan metode fotogrametri dan mengetahui hasil uji akurasi titik, jarak maupun luas pada pengukuran bidang tanah dengan menggunakan metode fotogrametri berdasarkan ketelitian peta foto yang telah diakui menurut peraturan yang berlaku. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan metode komparatif. Pendekatan komparatif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk membandingkan dua kelompok data atau lebih dengan tujuan memperoleh jawaban atau fakta tentang ada tidaknya perbedaan maupun persamaan pada objek yang diteliti.

Hasil penelitian yang dicapai yaitu pengukuran bidang tanah menggunakan metode fotogrametri pada PTSL Terintegrasi dapat memenuhi kepastian hukum objek hak atas tanah. Kepastian hukum objek terpenuhi dari berbagai aspek yang diuji meliputi: Identifikasi letak batas bidang tanah; Asas kontradiktur Delimitasi; Skala peta; Perhitungan luas; Pengembalian batas; Peta kadastral. Hasil uji jarak, posisi, dan luas pada kegiatan PTSL Terintegrasi dengan mengutamakan metode fotogrametri menunjukkan bahwa untuk tanah pertanian telah memenuhi toleransi pengukuran dengan syarat tanda batas bidang tanah dapat dilihat dengan jelas pada peta foto, dan dalam pelaksanaan penelitian dilakukan penetapan batas setelah disepakati atau diketahui bersama pada saat dilapangan sedangkan untuk tanah non pertanian belum memenuhi toleransi.