RDTR Kota Surabaya digunakan sebagai salah satu acuan dalam penerbitan pertimbangan teknis pertanahan di Kantor Pertanahan Kota Surabaya 1. Dalam pelaksanaanya ditemukan batas kawasan zonasi pola ruang yang memotong bidang tanah. Permasalahan tersebut disebabkan peta dasar yang digunakan untuk penyusunan RDTR di setiap kabupaten/kota berdasarkan hasil delineasi di atas peta foto atau citra satelit. Tujuan peneletian ini untuk mengetahui akurasi peta dasar yang digunakan untuk pemetaan pola ruang RDTR dan peta dasar yang digunakan untuk pemetaan bidang tanah, mengetahui akibat penyusunan RDTR yang tidak berbasis bidang tanah, dan mengetahui potensi integrasi peta bidang tanah valid sebagai bahan penyusunan RDTR.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini campuran sekuensial eksplanatori dengan analisis kuantitatif pada tahap pertama dan dikuatkan dengan analisis kualitatif pada tahap kedua. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peta dasar yang digunakan untuk pemetaan pola ruang RDTR Kota Surabaya dan peta dasar yang digunakan untuk pemetaan bidang tanah merupakan peta foto tahun 2016. Dengan demikian, batas pola ruang RDTR yang memotong bidang tanah tidak disebabkan oleh peta dasar yang digunakan. Peta foto tahun 2016 memiliki nilai CE 90 sebesar 0,28 m dan memenuhi keteltian horizontal peta dasar pertanahan skala 1:1.000 kelas 1. Selain itu juga tidak terdapat perbedaan antara koordinat hasil identifikasi pada peta foto tahun 2016 dengan pengukuran GNSS metode statik.

Batas pola ruang yang memtong bidang tanah disebabkan oleh pola batas bidang tanah yang belum digunakan sebagai bahan penyusun batas kawasan pola ruang RDTR dan perbedaan skala antata perizinan yang diterbitkan (skala PTP) dengan skala peta RDTR Kota Surabaya. Peta bidang tanah valid yang dimiliki oleh Kantor Pertanahan Kota Surabaya I dapat digunakan sebagai data dasar penyusun batas pola ruang RDTR Kota Surabaya karena lengkap dalam satu Unit Pengembangan dan terjamin validitas datanya.