Penetapan LSD sebagai upaya pengendalian alih fungsi lahan sawah menjadi inkonsisten dengan arah pengembangan wilayah Kabupaten Badung sebagai bagian dari Kawasan Perkotaan Sarbagita, yang merupakan kawasan metropolitan berbasis pariwisata. Ditambah lagi dengan keberadaan LSD yang seolah memberikan dualisme terhadap kebijakan pengendalian alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Badung, mengingat sudah ada ketentuan terkait LP2B. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran terkait relevansi dan harmonisasi penetapan LSD terhadap arah pengembangan wilayah berdasarkan berbagai kebijakan penataan ruang yang berlaku dan sektor unggulan yang ada di Kabupaten Badung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixed method sequential explanatory dengan pendekatan spasial (overlay), analisis LQ dan Shift Share serta analisis deskriptif berdasarkan sektor unggulan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara penetapan LSD dengan berbagai kebijakan penataan ruang di Kabupaten Badung. Berdasarkan sektor unggulannya, penetapan LSD juga menunjukkan disharmoni terhadap implementasi arah pengembangan wilayahnya Untuk itu, diperlukan adanya upaya untuk harmonisasi kebijakan melalui integrasi LSD menjadi LP2B, memperkuat fungsi kawasan, dan peningkatan kesejahteraan petani, untuk menunjang ketahanan pangan di Kawasan Perkotaan Sarbagita.